Batik Magetan Karya Penyandang Disabilitas di Gelar Pada APKASI Otonomi Expo 2022

Jakarta, GPriority.co.id – Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) tahun 2022 telah dibuka pada tanggal 20 Juli 2022 lalu di JCC Senayan, Jakarta Pusat. Tiap kabupaten memamerkan potensi unggulan wilayah masing-masing guna meningkatkan peluang investasi dan kemajuan ekonomi. Seperti salah satunya pada Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang memamerkan batik buatan tangan karya anak disabilitas.


Anak-anak disabilitas di daerah Magetan sengaja dikumpulkan dan diberi pelatihan agar dapat memberikan sumbangsih berupa karya yang bernilai. Batik karya anak disabilitas ini dikenal sebagai Batik Simbatan, karena berasal dari tempat binaan bernama Batik Ciprat Langitan “Sambung Roso” asal Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur.


Menurut perwakilan UMKM Magetan Ali Rifki, produksi karya batik buatan anak disabilitas tersebut dimulai pada tahun 2015.


“Awalnya itu ditahun 2015. Karena baru dikordinir dan diusahakan untuk bisa menampung beberapa anak disabilitas. Kalau ga salah kemarin ada 30 anak yang mengelola,” ujar Ali yang diwawancarai oleh tim GPriority, Rabu (20/7/2022).

Batik Ciprat Simbatan sudah dipamerkan hingga Thailand pada ajang kreativitas penyandang disabilitas tingkat Asean.

Para anak disabilitas tidak hanya membuat motif ciprat saja, tetapi mereka juga diberi kebebasan dan bimbingan untuk mempelajari motif lainnya.

“Kebetulan untuk yang Simbatan disablitas itu model ciprat, ya dominan di ciprat. Disitu kadang ada motifnya, tergantung dia mau motif apa. Ada motif daun, bulu merak, motif bintang juga ada, mereka juga belajar nyanting. Tapi memang awalnya motif ciprat,” jelas Agus dari DPMPTSP Kabupaten Magetan, Rabu (20/7/2022).

Agus mengaku dalam proses binaan tersebut, ada tantangan tersendiri. Baik dalam proses pengajaran penyandang disabilitas ataupun ke masyarakat sekitar. Binaan untuk masyarakat sekitar bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menghilangkan stereotype negatif mengenai anak penyandang disabilitas. Hal ini sebagai bentuk upaya penyuluhan agar masyarakat memahami dan mengerti bahwa anak disabilitas juga memiliki potensi bila diarahkan dengan benar.

“Perlu kesabaran saja untuk mengajarkan mereka yang disabilitas,” kata Agus.

“Ke masyarakat, kita memang ngasih penyuluhan itu ga bisa langsung dari omongannya aja, tetap harus dari karyanya. Kalo mereka bisa akhirnya mengeluarkan karya, orang mau bilang apa? Kan gitu,” sambungnya.

Kini mulai banyak masyarakat yang mengakui karya mereka dan bahkan diakui oleh masyarakat di luar daerah hingga luar negeri. Dengan begitu, Batik Ciprat Simbatan menjadi potensi unggulan dan dijadikan peluang investasi Kabupaten Magetan pada pameran APKASI 2022. (Gs.Foto.Adi)