Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor : Lina F | Foto: Dimas A. Putra
Jakarta, Gpriority.co.id— Kasus pembakaran hutan secara liar memang masih terjadi. Hutan di kawasan Kalimantan Timur, yang dikutip dari satpolpp.kaltimprov.go.id, pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada awal September 2019.
Namun, dari kasus ini, Kalimantan Timur selama tiga tahun terakhir tidak terkena kebakaran hutan. Hal ini diungkap oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni.
“Selama tiga tahun terakhir. Ada banyak faktor ya, pertama tentu ketika kita komitmen tentang pembangunan hijau, kita memanfaatkan masyarakat adat dan masyarakat kelompok tani pengelola api. Itu kita berdayakan,” ungkapnya saat ditemui oleh Gpriority, Kamis (27/7) di JIEXPO Convention Centre and Theatre Kemayoran Jakarta, dalam rangkaian acara DTCIX 2023, kemarin.
Menurutnya, pemberdayaan ini dilakukan yang tadinya masyarakat melakukan merambah hutan secara liar, kini diberikan lahan di sekitaran hutan dan juga bantuan bibit.
“Hal ini supaya tidak merambah dan produktif. Jadi punya tanaman, pelihara tanaman, dia menghasilkan dan menjaga hutan. Bahkan kita bekali dengan pengetahuan bagaimana kalau terjadi potensi titik api, bagaimana melakukan pemadaman awal,” ucap Sri Wahyuni.
Kalaupun itu terjadi, lanjut Sri Wahyunim itu sudah bisa dilakukan pemadaman awal sehingga tidak menimbulkan kebakaran yang menyebabkan asap.
“Sebelah kita kan ada tuh tetangga. Kaltim tuh alhamdulilah nggak (selama tiga tahun terakhir). Artinya nggak mungkin pemerintah sendiri, karena masyarakat juga ikut menjaga,” ungkapnya lebih lanjut.
Untuk bentuk sistem hijau berkelanjutan, Sri Wahyuni mengungkapkan lewat digital proteksi lingkungan, yakni melalui Smart Environment. Proteksi lingkungan via digital ini dilakukan dengan melihat peta indikatif.
“Bentuk proteksinya digital, yakni lewat peta indikatif. Jadi kita pakai drone, kita potret peta buminya. Lahan yang punya high carbon value nya berapa, luasnya di mana? Kalau kita petakan jadi kita tahu,” kata Sri Wahyuni.
Untuk pembangunan hijau ini tidak hanya untuk daerah Kaltim saja. Tetapi juga untuk dunia.
“Harapan kita, masyarakat sudah merasakan upaya yang mereka lakukan dan mereka mendapatkan manfaat. Karena mereka mendapatkan dana, menurut saya itu pride nya luar biasa karena masyarakat sekitar hutan ikut menjaga,” tutupnya.