
Hudoq Pekayang merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat dayak, dayak bahau, dan dayak kayak, yang mendiami kecamatan Long Panghai, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Gelaran ini diisi dengan berbagai tarian khas Suku Dayak seperti Tari Hudoq, salah satu tari khas suku dayak dan juga menjadi maskot Kabupaten Mahakam Ulu.
Menurut tradisi, Festival Hudoq Pekayang diadakan setiap menugal (menanam padi) di ladang pada bulan September–Oktober setiap tahun. Festival Hudoq Pekayang memiliki maknanya memohon berkat kepada Tuhan agar padi yang ditanam nanti menghasilkan bulir yang berlipat-lipat. Sehingga membawa kemakmuran bagi masyarakat.
Acara Festival Hudoq Pekayang terdiri dari empat sesi yang sarat makna. Pertama, Sak Baaq Hudoq (santap Hudoq) yaitu memberi makan penari dan untuk topeng Hudoq sebagai syarat. Menu makanan berupa ketan dan telur ayam kampung rebus.
Kedua, Tengaran Hudoq (bicara Hudoq) yaitu, berbicara dalam bahasa Hudoq untuk memberitakan maksud kedatangan dengan petinggi kampung. Perwakilan Hudoq dan petinggi kampung duduk di atas gong. Jika telah disampaikan maksud dan tujuannya maka Hudoq lainnya bersorak dalam bahasa Hudoq. Disinilah keunikannya, karena suara itu sulit diikuti oleh orang awam yang menonton. Suara tersebut terdengar sederhana namun khas.
Ketiga, Ngenyah Hudoq (menari Hudoq) yaitu, satu perwakilan Hudoq tuan rumah menari. Terakhir, Ngaraang Aruq/Ngarang Hudoq (menari panjang) yaitu setiap perwakilan Hudoq masing-masing kampung menari bergantian dengan membuat lingkaran di tengah lamin adat.
Menanggapi diselenggarakannya Festival Hudoq Pekayang jatuh pada tanggal 14-16 oktober 2018 di desa Long Lunuk Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh merasa bangga atas antusias masyarakat.
“Saya atas nama Pemkab Mahakam Ulu maupun secara pribadi sangat menyambut baik atas terselenggarannya festival ini. Kita harus berjalan beriiringan dalam melestarikan kebudayaan, sebab merupakan aset daerah di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk tetap mempertahankan adat istiadat dan bersatu dalam menjaga keamanan terkait dengan pemilihan presiden yang akan datang.
“Rasa persaudaraan harus terus dipupuk agar ke depan tidak terjadi perpecahan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Mahakam Ulu Chriatianus Arie Dedy mengatakan pelestarian budaya Festival Hudoq Pekayang memang sudah diwariskan secara turun temurun.
“Yang membedakan dari tahun sebelumnya adalah tahun ini perayaan lebih meriah, banyak dari luar desa yang beda kecamatan datang menyaksikan. Dinas Pariwisata juga ikut mempromosikan, tetapi stakeholdernya di Dinas Kebudayaan,” ujarnya.
Menurutnya, perbaikan infrstrtruktur yang ada akan di tingkatkan lagi untuk mendukung kemajuan pariwisata di Mahakam Ulu.
“Jalur transporti dan penginapan secara perlahan akan berbenah, karena sesuai dengan visi misi bupati yaitu Percepepatan Pembangunan Infrastruktur Guna Meningkatan Destinasi Wisata,” pungkasnya.