Festival Panen Kopi Gayo, Cara Melestarikan Budaya dan Upaya Kuatkan Ketahanan Pangan

Penulis : Zulfitra | Editor : Dimas A Putra | Foto : Zulfitra

Aceh, GPriority.co.id – Festival Panen Kopi Gayo 2023 kembali digelar di tiga desa di Aceh Tengah dan dua kecamatan, yakni desa Kelitu pada tanggal 11-12, Bukit Sama 18-19 dan Paya Tumpi Baru 25- 26 November 2023.

Festival Panen Kopi Gayo sendiri merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai wahana akselerasi pemajuan kebudayaan desa di kawasan Kabupaten Aceh Tengah, dan telah diselenggarakan sejak tahun 2017.

Even kali ini, adalah penyelenggaraan ke 6 kalinya di Dataran Tinggi Tanah Gayo Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan ini didukung oleh Direktoral Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, berkerjasama dengan Gayo Kultural Lab dan masyarakat desa-desa yang terlibat dalam penyelenggaraan.

Inisiator Festival Panen Kopi Gayo, Hardiansyah Ay mengungkapkan, pada festival kali ini menyuguhkan berbagai bentuk kegiatan. Dari pertunjukan kesenian tradisional, ritual tradisi, atraksi kopi, workshop kebun dan kopi, pasar kopi dan kuliner, hingga permainan tradisional dan pagelaran Jazz Panen Kopi.

Hardiansyah menyebut, festival ini bukan hanya merupakan momen perayaan bagi masyarakat di dataran tinggi Gayo yang selama ini telah bekerja keras untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi. Tetapi cerminan dari peran penting industri kopi masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di daerah.

“Dalam kebudayaan tersimpan pengetahuan tentang bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan dan merawatnya, yang ditunjukan dari berbagai bentuk aktivitas seperti melalui ritual, kesenian, adat istiadat dan lainnya,” kata Hardiansyah.

Selain berfungsi untuk membangun kesadaran masyarakat, ia mengungkap juga sebagai membentuk kebiasaan-kebiasaan masyarakat Gayo.

Selain itu, kata dia, pada kebudayaan masyarakat Gayo terdapat berbagai bentuk ritual yang menciptakan hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Ritual doa ni kupi yang menunjukan rasa sayang kepada tanaman kopi dalam mantranya yang menyebutkan bahwa tanaman kopi ditanam di alam yang baik, mulai dari udara yang baik, tanah yang baik, air yang baik, dan cahaya matahari yang baik.

Kemudian ritual ‘Nayang’, yang tujuannya membersihkan sumber air untuk memastikan air yang baik untuk kesuburan tanah dan tanaman.

“Sebab, sebagaimana diketahui tanah memegang peran yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan,” katanya.

Menurutnya, tanah bukan hanya tempat dimana tanaman tumbuh, tapi merupakan fondasi bagi produksi pangan yang berkelanjutan, yang mana kebudayaan juga berperan penting dalam menjaga tanah agar tetap baik.

Festival Panen Kopi Gayo juga menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya kopi yang berkelanjutan.

Prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan seperti pemupukan organik, praktik-praktik penanaman yang ramah lingkungan, dan perlindungan hutan di sekitar perkebunan kopi dipromosikan disini. Oleh karenanya, berbagi pengetahuan ini sangat penting.

Sementara itu, salah satu petani kopi asal Aceh Tengah, Aman Akram, yang ikut dalam festival itu mengaku sangat bersyukur dengan digelarnya Festival tahunan ini.

Ia menilai, sengan festival ini dirinya bisa saling bersilahturahmi, berdiskusi dan membuka wawasan kembali untuk keberlanjutan kopi Gayo ditengah tantangan saat ini yang semakin kompleks.

“Juga menunjukan apa yang kami raih lewat pameran, bazar pertunjukan dengan media seni budaya,” ungkap Aman Akram.

Tentunya, kata dia, semua ini tidak hanya meningkatkan produktivitas kopi, tetapi juga menjaga ekosistem yang mendukung pertanian yang memungkinkan untuk diversifikasi, yang mana ketika panen kopi tidak berlimpah, petani masih dapat mengandalkan sumber pendapatan lainnya, seperti pertanian tanaman pangan atau peternakan.

Strategi diversifikasi ini juga dapat membantu menciptakan fondasi yang kokoh untuk ketahanan pangan jangka panjang. Sebagai hasil dari usaha bersama dalam industri kopi masyarakat dan perayaan Festival Panen Kopi Gayo, masyarakat penyelenggara mampu menghadapi tantangan ketahanan pangan dengan lebih baik.

Semakin banyak praktik-praktik pertanian berkelanjutan, ia menilai, semakin banyak petani yang berhasil. Dan tentunya semakin memperkuat industri kopi masyarakat. Dengan demikian, semakin besar pula kontribusi mereka terhadap penyediaan makanan yang cukup dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Festival panen kopi gayo lebih dari sekadar perayaan hasil pertanian kopi, festival ini juga membantu untuk membangun masa depan yang lebih terjamin dalam hal pangan.

Untuk itu, Festival Panen Kopi Gayo diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa-desa penyelenggara melalui pemajuan kebudayaan desa dengan pengembangan potensi-potensi budaya yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kesejahtraan bagi masyarakat.

“Pastinya dengan tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan setempat sebagai modal untuk melanjutkan kehidupan,” ujarnya.