Jakarta,GPriority.co.id-Di Indonesia penyandang disabilitas masih belum mendapatkan hak yang layak untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka masih kesulitan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Berangkat dari masalah ini, Hasnita Taslim yang juga seorang penyandang disabilitas, mendirikan PT Disabilitas Kerja Indonesia (DKI).
“Karena itulah perlu ada pihak yang mampu menjembatani komunikasi antara penyandang disabilitas dengan perusahaan dalam urusan rekrutmen pekerja,” jelas Hasnita Taslim yang ditemui usai acara kick off meeting Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif Untuk Pemerintah Kota, Selasa (18/1/2023).
Hasnita mengakui bahwa sudah 9 tahun dirinya mendirikan PT Disablitas Kerja Indonesia (DKI). Selama kurun waktu tersebut dirinya menyalurkan teman-teman Disabilitas ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. “Banyak perusahaan yang mau mempekerjakan para disabilitas, tapi bingung mulainya dari mana. Mereka datang ke kami untuk konsultasi. Misalnya, ada perusahaan yang mau mempekerjakan desain grafis atau yang mahir microsoft office. Perusahaan kami yang akan mendesain jenis disabilitas yang cocok bekerja di perusahaan tersebut,” jelasnya.
Tak hanya itu, PT DKI juga menyediakan apa yang menjadi kebutuhan disabilitas selama bekerja di perusahaan tersebut.
Lantas siapakah Hasnita Taslim? Hasnita Taslim adalah seorang seorang tuna daksa pendiri PT Disabilitas Kerja Indonesia, yakni perusahaan rekruitmen khusus untuk kalangan penyandang disabilitas.
Diakui oleh Hasnita menjadi tuna daksa bukanlah keinginannya, melainkan jalan hidup yang diberikan oleh Allah SWT. “Aku terlahir normal, namun kecelakaan di Bali saat berusia 22 tahun mengubah segalanya. Kakiku patah. Tulangnya ada yang hilang karena hancur, remuk, sampai harus operasi sebanyak 5 kali untuk transplantasi kulit dan transplantasi tulang.
4 bulan lamanya, Hasnita terbaring di rumah sakit. Selama itu dirinya tidak pernah menginjakkan kaki dilantai. “Hanya terbaring di tempat tidur,” ucapnya.
Ketika sembuh dan bisa kembali ke rumah, Hasnita mulai belajar menerima keadaan dirinya sebagai disabilitas dengan menggunakan alat bantu kursi roda untuk beraktivitas. Kakinya tak lagi dapat menopang bobot tubuhnya untuk berdiri dan berjalan.
“Untungnya aku memiliki mamah penyabar dan pemberi semangat. Setiap kali aku merasa terkucilkan, ia mengatakan jangan patah semangat,” jelas Hasnita.
Dukungan keluarga inilah yang membuat Hasnita bangkit dan diterima bekerja diluar negeri. Di sana pula, Hasnita merasa bahwa disabilitas bukan menjadi penghalang bagi dirinya untuk bekerja dan berkarya. “Itulah yang kemudian membuat aku memutuskan kembali ke Indonesia. Dan saat melihat para games, tekadku makin bulat untuk membantu sesama disabilitas dalam mencari pekerjaan. Alhamdulillah saat ini sudah banyak disabilitas yang bekerja di perusahaan. Ini menandakan bahwa disabilitas memiliki kemampuan untuk bekerja dan berkarya,” tutur Hasnita menutup perbincangan.(Hs.Foto:Hs)