
Pada 7-9 April 2018, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris dan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) mengikuti pameran pariwisata Congress International d’Aesthetique and Spa Paris, akan berlangsung di Hall 5 Paris Expo – Porte de Versaille, pada 7 – 9 April 2018 mendatang.
Meskipun baru pertama kali mengikuti, Indonesia langsung mendapat kehormatan sebagai ‘guest country’. Kesempatan ini akan dimanfaatkan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan spa Indonesia kepada pebisnis spa di Paris, Perancis. Negara ini menjadi salah satu target pasar wisatawan mancanegara (wisman) untuk kawasan Eropa.
Menempati ruang pamer seluas 56 m2, booth Indonesia menampilkan produk spa tradisional dan modern Jawa dan Bali sebagai daya tarik utama, sedangkan daya tarik lainnya adalah industri minuman tradisional Indonesia (jamu) dan industri pariwisata (hotel dan tour agent/tour operator).
Sebagai negara yang mendapat kehormatan menjadi ‘guest country’ Indonesia akan mengadakan workshop spa di panggung utama ‘Congress International d’Esthetique and Spa’.
Seperti diketahui bahwa tradisi merawat tubuh telah dilakukan oleh masyarakat Jawa dan Bali sejak ratusan tahun lalu. Di Jawa, khususnya Yogyakarta, sejarah spa dimulai sejak Sultan Hamengkubuwono (Raja Yogyakarta) membangun Taman Sari tahun 1789. Taman Sari adalah rumah pemandian bagi keluarga kerajaan (raja, ratu dan pangeran serta para putri mereka). Terbukti ditemukan relief spa di Candi Borobudur. Sedangkan berkaitan keberadaan spa di Bali, ditandai oleh situs Tirta Gangga (Tirta = Air, Gangga = sungai suci di India) atau rumah pemandian yang dibangun pada era Kerajaan Gianyar.
Bali menjadi salah satu destinasi pariwisata spa kelas dunia. Bali telah menerima beberapa penghargaan bergengsi sebagai destinasi Spa terbaik (‘Best Spa Destination’) di antaranya dari ‘World Luxury Spa Award’.
Deputi Bidang Pemasaran II Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Nia Niscaya mengatakan, Perancis menjadi salah satu fokus pasar untuk wilayah Eropa, karena pada tahun 2017 kunjungan wisman Perancis ke Indonesia sebanyak 268.989 atau meningkat 7,20% dibandingkan tahun 2016.
Nia menjelaskan, bahwa Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, dan Italia merupakan lima besar pasar Eropa, dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan trend meningkat dengan nilai pasar _(market value)_ pengunjung dari negara-negara tersebut mencapai lebih dari US$ 1 juta dengan rata-rata lama menginap dua minggu atau 13,97 hari.
Dalam upaya mencapai target kunjungan 17 juta wisman pada tahun 2018, Kemenpar bersama pelaku (industri) pariwisata telah meluncurkan program ViWI (Visit Wonderful Indonesia), terdiri dari; ‘Hot Deals’: ‘More for Less’ (merupakan paket bundling tiket internasional dengan transportasi domestik) 100 Calender of Event (CoE), Wonderful Indonesia yang digelar dalam satu tahun penuh di seluruh Indonesia; dan ‘Digital Destination’ merupakan produk berbasis pengalaman yang dibuat untuk melayani pasar yang aktif di media sosial.
Peluncuran Program ViWI 2018 ini dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan wisman, khususnya yang menjadi fokus pasar, antara lain; China, India, dan Eropa dengan mempromosikan dan menawarkan paket-paket wisata yang menarik dan banyak digemari, di antaranya paket wisata spa menjadi salah satu paket favorit wisman Eropa.
Pameran pariwisata ‘Congress International d’Aesthetique and Spa 2018’ diikuti sebanyak 200 peserta pameran dan selama tiga hari diperkirakan dikunjungi sebanyak 28.000 pengunjung.(Hs)