Penulis: Las I Editor: Lina F I Foto: Las
Surabaya – Sebenarnya ini bukan semata persoalan kesempatan, tapi jujurly, pengalaman pertama biasanya memang mengesankan.
Itulah mengapa melancong ke Surabaya kali pertama ini terasa istimewa, menambah pengalaman dan keseruan.
Surabaya yang terkenal dengan julukan kota pahlawan memiliki nilai-nilai perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.
Bung Tomo menjadi ikon arek-arek Suroboyo dalam mengobarkan semangat perlawanan terhadap penjajah, pantang menyerah, hingga namanya diabadikan sebagai pahlawan nasional,dibuatkan tugu pahlawan berikut museum perjuangan.
Berangkat dari stasiun Senen, Jakarta, perjalanan dengan transportasi kereta api ditempuh dalam jarak kurang lebih 120 km melewati beberapa stasiun lain, waktu tempuh 13 jam lewat 6 menit. Ya kereta api tak pernah ingkar janji, kalau telat-telat dikit itu namanya sesuai kondisi, hehe.
Setibanya di Stasiun Gubeng, tidak buru-buru keluar atau menuju tempat tujuan. Sebenarnya tujuan utama saya mengikuti kegiatan di Konsuat Jenderal Amerika Serikat yang ada di Surabaya.
Mudah memang dengan kemajuan teknologi dan internet sekarang ini. Beda dengan jaman dulu pergi ke suatu tempat yang baru pertama kali pasti bingung bin pusing. Kini cukup tanya ke mbah google. Saya cari tempat yang paling menarik yang terdekat dari stasiun.
Dari Gubeng ke masjid Muhammad Cheng Hoo tidak terlalu jauh, terbaca di google maps jaraknya 2,4 km.
Lokasi masjid Muhammad Cheng Hoo dari Stasiun Gubeng dapat ditempuh cuma 5 menit saja naik Bentor (becak motor), boleh juga naik gojek online atau car.
Begitu masuk lokasi, saya sempat celingak-celinguk mencari di mana wujud masjid Cheng Hoo yang khas dengan ornamen merahnya itu.
Risza Daso S, begitu yang terbaca di papan nama yang menempel di bajunya, mungkin sekuriti, memberi salam hangat dan mempersilahkan masuk. “Terus saja masuk,mas,” ujarnya ramah. Terlihat ada Gedung Serba Guna PITI Jawa Timur di samping pos sekuriti. PITI kepanjangan dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, kata Risza.
Tukang Soto depan pagar pinggir jalan belum begitu sibuk sekitar pukul 7.20 WIB, dan gerobak penjual es kelapa baru saja didorong masuk lewat gerbang. Nampak deretan motor sebelah kanan pagar menandakan area tempat parkir. Begitu masuk area, ada jaring bola basket, deretan baliho terpampang mengelilingi pinggir depan halaman.
Beberapa guru tengah asyik membimbing anak-anak persis di halaman atau lapangan depan bangunan masjid Cheng Hoo berdiri. (bersambung)