Saat ini ada sebuah bisnis yang tengah digandrungi oleh kaum muda dan kaum tua. Namanya bisnis sosial.
Bisnis sosial seperti dikutip dari laman KemenkopUKM adalah bisnis sosial adalah bisnis yang memiliki tujuan sosial sebagai fokus utamanya dan menginvestasikan kembali keuntungan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut.
Menurut peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus yang dikutip dari hec.edu, bisnis sosial bertujuan untuk memecahkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mempengaruhi umat manusia seperti, kelaparan, tunawisma, penyakit, polusi, dan lainnya.
Dengan menjalani bisnis ini Anda dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan sosial. Ketika program dan usaha yang direncanakan dapat berjalan dengan baik, Anda juga bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama sehingga pada akhirnya dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Tak hanya itu dengan berbisnis sosial , Anda bisa menerapkan ide-ide mu dengan mudah.
Kini yang menjadi pertanyaan apa saja yang termasuk ke dalam bisnis sosial. Dikutip dari laman KemenkopUKM, usaha yang menjadi bisnis sosial adalah :
1.Pelatihan kerja dan keterampilan.
2.Penghubung pasar.
3.Fee service.
4.UMKM yang memperkerjakan kaum dhuafa.
5.Penggalangan sana dan lain sebagainya.
Lantas apakah bisnis sosial menguntungkan? Masih dikutip dari laman yang sama, menguntungkan.” Yang penting Anda tekun dan cekatan dalam menjalankannya,”kutip isi dari laman medsos KemenkopUKM.
Tips Sukses Berbisnis Sosial
Untuk memulai bisnis sosial, seorang pengusaha haruslah jeli melihat beragam peluang yang ada di masyarakat dan juga mau mendobrak inovasi yang kadang tak terpikirkan oleh pebisnis pada umumnya. Seorang pebisnis sosial terkadang melakukan aktivitas bisnis yang menurut orang lain tak menguntungkan untuk dilakukan. Misalnya saja, mengembangkan bisnis bubur bayi dengan para pegawai yang berasal dari ibu-ibu sekitar, dimana mungkin saja bisnis tersebut untuk sebagian pebisnis tidak cukup menguntungkan, tapi melihat peluang, usaha tersebut bisa berkembang, terutama untuk kawasan yang kebanyakan ibu pekerja.
Bagaimana, tertarik untuk melakukan usaha berbasis sosial? Tak hanya jeli dalam melihat peluang, tapi juga cekatan dalam memilih perencanaan keuangan agar usaha tetap berjalan.(Hs.Foto.Humas KemenkopUKM)