Kepala BKKBN Apresiasi Penurunan Stunting di Sumbawa Barat

Penulis : Ponco | Editor : Lina F | Foto : BKKBN

Jakarta, Gpriority.co.id – Wakil Bupati Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat Fud Syaifuddin beserta jajarannya, melakukan kunjungan kerja ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta pada (16/10). Dalam kegiatan tersebut Fud melaporkan terkait perkembangan program stunting yang telah dilakukannya kepada Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Fud dalam laporannya menyampaikan, salah satu penyebab stunting di Sumbawa Barat, terutama di kawasan pertambangan, adalah karena pengaruh makanan instan yang di konsumsi masyarakat. “Ada juga anak stunting bukan karena miskin, tetapi orang tuanya yang sering kasih makanan instan, dan itu seringkali terjadi di daerah pertambangan,” ungkapnya.

Terkait program penurunan stunting, selanjutnya Fud melaporkan data stunting di Kabupaten Sumbawa Barat yang mulai mengalami penurunan dari sebelumnya 8,7 sekarang menjadi 7,6 (Berdasarkan E-PPGBM). “Kalau dari SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) kami kemarin (2022) 13,9%. Dari SKI (Survei Kesehatan Indonesia 2023) kami berusaha untuk di 10%. Kami berusaha terus dengan program-program yang dilakukan,” paparnya.

Selain itu lanjut Fud, untuk menunjang turunnya angka stunting, pihaknya juga membuat lomba inovasi di desa dan kelurahan. Contohnya, di desa dan kelurahan disiapkan anggaran dari APBD, untuk berinovasi. Kegiatan ini sedang berlanjut dan  sekitar bulan November akan di umumkan juaranya. Disamping itu, Pemkab juga memberikan bantuan modal usaha bagi keluarga yang memiliki keluarga stunting dan memberikan bantuan renovasi rumah bagi yang ada anaknya stunting.

Menanggapi laporan tersebut, Kepala BKKBN Hasto mengapresiasi Pemkab Sumbawa Barat yang angka stuntingnya telah sesuai dengan target Presiden RI di tahun 2024 yang telah mencapai dibawah 14% pada 2024.

“Kita semua masih berupaya keras menuju ke 14%, tapi Sumbawa Barat sudah  mencapai 13,9%. Ini saya kira satu apresiasi yang tinggi bagi kami,” ujar Hasto.

“Ini MCPR, jadi untuk Sumbawa Barat 56,9% untuk peserta KB nya di Sumbawa Barat. Stuntingya sudah bagus, mungkin peserta KB nya bisa ditingkatkan menjadi 60%,” tambahnya.

“Kalau untuk prevalensi balita stunting saya kira ini juga sungguh luar biasa, kami mengucapkan terima kasih sekali, bahwa penurunan yang sangat signifikan hampir 10% dari 2021-2022 berkat upaya yang sangat baik. Di saat Kabupaten/Kota lainnya justru naik, yang turun se NTB hanya Sumbawa Barat,” ucapnya