Sayyidatina Khadijah adalah istri pertama yang Rasulullah nikahi. Khadijah juga merupakan wanita pertama yang percaya risalah kenabian Muhammad saw, dan wanita pertama yang melahirkan putra-putri Rasulullah saw. Saat menikah dengan Rasulullah, Khadijah berusia 40 tahun (dalam riwayat lain disebutkan saat beliau berusia 28 tahun) dan Rasul berusia 25 tahun.
Khadijah keturunan dari bangsa Quraisy. Beliau memiliki nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abd al-Uzza bin Qushai, pada masa Jahiliyah beliau dikenal dengan sebutan ath-Thahirah yang bermakna wanita yang suci. Karena Khadijah selalu menjaga kemurnian akhlak dan kesucian dirinya. Khadijah juga dikenal dengan julukan Ummul Mukminin (ibunya orang-orang mukmin). Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya Tafsir Al-Munir menerangkan bahwa julukan ummul mukminin/ummahatul mukminin adalah kedudukan istri-istri nabi sebagai seorang ibu yang haram untuk dinikahi oleh orang-orang mukmin dan berhak untuk dihormati.
Semasa hidupnya dengan Rasulullah, Khadijah menyerahkan seluruh harta dan kekayaannya untuk membantu Rasulullah sekaligus berjihad di jalan Allah. Khadijah adalah wanita yang hatinya penuh dengan rasa ikhlas atas segala sesuatu yang dilakukan suaminya, karena ia tahu bahwa hal itu semata-mata untuk menegakkan agama Allah. Bahkan Allah mengabadikan kisah Khadijah yang menentramkan Rasulullah dalam Quran surah Al-Muzammil, bagaimana Khadijah memperlakukan Rasulullah dengan cinta dan kesetiaan seorang istri kepada suaminya.
Terdapat hal yang tidak banyak orang ketahui pada kisah menjelang wafatnya Khadijah. Khadijah wafat pada tahun ke-10 kenabian, tepatnya pada hari ke-11 bulan Ramadhan. Beliau wafat pada usia 65 tahun. Saat itu kaum muslimin meninggalkan perkampungan-perkampungan untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala setelah Islam bertahan di Mekah selama sepuluh tahun yang penuh dengan ujian dan rintangan besar. Khadijah meninggal saat Rasulullah berusia 50 tahun.
Ketika Khadijah merasakan ajalnya semakin dekat, ia berkata kepada Rasulullah saw. “Aku memohon maaf kepadamu, ya Rasulallah, kalau aku sebagai isterimu belum berbakti kepadamu”. Kemudian ia memanggil puterinya, Fatimah az-Zahra lalu berbisik “Wahai Fatimah puteriku, aku yakin ajalku hampir tiba dan aku takut akan siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu agar beliau memberikan kain sorbannya untuk dijadikan kain kafanku.” Ummul mukminin pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya isteri beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat.
Saat itu malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain itu, wahai Jibril?”, malaikat Jibril menjawab “Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan”.
Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah isteriku tersayang, demi Allah aku tidak akan pernah mendapatkan isteri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan kepada diriku sungguh luar biasa. Allah maha mengetahui semua amalanmu”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia menuturkan, “Rasulullah saw membuat empat garis lalu bertanya, ‘Tahukah kalian apa ini?’ ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu,’ jawab para sahabat. Beliau kemudian bersabda, ‘Wanita-wanita penghuni surga yang terbaik adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun, dan Maryam binti Imran’.”
Selain itu, Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebut sejumlah keutamaan Khadijah sebagai berikut; wanita pertama yang dinikahi Rasulullah adalah Khadijah, dan orang pertama yang beriman kepada beliau menurut pendapat yang shahih adalah Khadijah.
Diantara keutamaan Khadijah lainnya adalah:
Orang pertama yang shalat bersama Rasulullah
Orang pertama yang memberikan anak-anak untuk Rasulullah
Orang pertama di antara istri-istri Rasulullah yang diberi kabar gembira surga
Orang pertama yang mendapat salam dari Rabbnya
Wanita shiddiq pertama diantara para mukmin wanita
Istri nabi yang lebih dulu meninggal
Kuburan yang pertama kali disinggahi Rasulullah saw adalah kuburannya di Mekah
Seperti itulah ibunda kita, Sayyidah Khadijah yang semerbak wangi kisah perjalanan hidupnya tiada pernah berakhir meski telah meninggal dunia. Khadijah adalah teladan yang tak terulang sepanjang zaman. Kisah perjalanan hidupnya adalah bekal untuk meniti jalan kesucian, menjaga diri, pengorbanan serta role model setiap insan muslimah dimuka bumi.(nad)