Manfaat Menikah Muda Bagi Wanita

Jakarta, GPriority.co.id – Usia ideal untuk menikah memang tidak memiliki ukuran yang pasti. Setiap orang memiliki perhitungannya masing-masing. Bagi sebagian orang, menikah dan memiliki anak di usia muda berarti memberi ruang untuk lebih lama berkeluarga dan bahagia.

Namun, ada juga beberapa orang yang beranggapan bahwa menikah di usia muda akan memperbesar resiko perceraian.

Di Indonesia sendiri, usia ideal menikah menurut BKKBN adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, sedangkan dalam UU menikah bisa dilakukan apabila usia keduanya minimal sudah 19 tahun.
Contoh-contoh pasangan yang memilih menikah di usia 20an ini pun cukup banyak. Bahkan di Indonesia, jumlah pasangan menikah di usia muda tergolong tinggi dan lebih banyak dari mereka yang menikah di usia 30an.

Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), pernikahan usia muda kelompok umur 19-24 pada tahun 2018 tercatat sebanyak 60,34 persen dari sekitar 25,7 juta pasangan usia muda.

Banyak perdebatan dan dilema seputar menikah usia muda. Meski begitu, tidak selamanya menikah muda itu buruk, terutama bagi wanita. Menikah muda bagi wanita mampu memberi berbagai manfaat.
Secara fisik, kondisi tubuh wanita di usia muda masih sehat dan bugar. Ini akan membantu wanita memiliki kehidupan yang lebih berkualitas dalam berbagai hal.

Bagi pasangan yang telah memiliki anak, kondisi fisik ini juga akan mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak. Dengan usia muda, maka interval usia antara anak dan ibu juga akan menjadi lebih pendek sehingga ibu lebih mampu memberikan waktu yang berkualitas untuk membangun keluarga, namun juga masih memiliki cukup tenaga untuk melakukan aktivitas lain untuk dirinya sendiri.

Berbeda jika memiliki anak di usia 30 atau bahkan 40an. Perempuan cenderung merasa kewalahan menjalani peran barunya sebagai ibu.

Selain itu, menikah di usia muda juga berpengaruh terhadap jam biologis, kesehatan reproduksi dan kehamilan. Seiring bertambahnya usia, perempuan akan makin sulit hamil yang disebabkan produksi sel telur akan menurun. Karena itu mempertimbangkan jam biologis tubuh sangat penting.

Di usia muda organ reproduksi masih dalam kondisi sehat dan produktif sehingga kesempatan untuk mendapatkan kehamilan yang berkualitas dan keturunan yang sehat jauh lebih besar.

Para ahli berpendapat, usia 20an adalah puncak kesuburan seorang wanita. Kehamilan di usia ini didukung oleh kesehatan fisik yang prima, membuat wanita jauh dari gangguan kehamilan seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Risiko cacat dan kelainan bayi saat lahir juga lebih rendah. Inilah sebabnya mempunyai anak di usia 20an memiliki peluang kehamilan yang lebih sehat.

Selain pada manfaat secara fisik, menikah muda juga dapat melatih kedewasaan dan sisi psikologis dalam menjalani hidup berumah tangga. Dari sini, wanita yang dulunya hidup bersama keluarganya akan terlatih untuk berpikir menjadi lebih mandiri dan berani, serta bertanggung jawab terhadap orang lain, yakni pada pasangan dan anaknya.

Apapun keputusannya, menikah di usia muda atau tidak, menjalani pernikahan tentu harus dipikirkan secara matang dan dijalani dengan serius. Apalagi jika memutuskan memiliki anak, maka kondisi-kondisi tertentu harus dipikirkan oleh seorang wanita, agar pada proses kehamilan hingga membesarkan anak bisa dilakukan lebih baik. (Vn)