
Selain kekayaan alamnya yang berlimpah, Papua juga memiliki tokoh-tokoh inspiratif yang mengharumkan nama Papua juga Indonesia. Mereka bekerja keras, penuh semangat, dan saling mendukung antar sesama masyarakat Papua, membuat torehan prestasi dari tokoh-tokoh ini patut untuk dibanggakan dan diapresiasi.
Dengan membaca pengalaman para tokoh inspiratif akan membuat kita berfikir dan tersadar bahwa kesempatan itu ada bagi mereka yang rajin dan tak kenal rasa malas.
Berikut ini beberapa tokoh inspiratif, orang asli Papua yang akan membangkitkan semangat.
1Raema Lisa Rumbewas
Raema Lisa Rumbewas atau akrab disapa Lisa merupakan seorang atlet putri angkat besi asal Papua, yang lahir di Jayapura, 10 September 1980. Hidup dikeluarga perintis angkat besi pertama di Papua, membuat Lisa juga ikut menekuni bidang ini. Ayahnya bernamaLevi Rumbewas merupakan atlet bina raga terbaik di Indonesia. Sedangkan ibunya, Ida Korwa seorang atlet angkat besi juga.
Prestasi Lisa di dunia angkat besi terbilang sudah mendunia. Pasalnya dengan kemampuannya tersebut, Lisa dapat mewakili dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Wanita yang saat ini genap berusia 40 tahun, sudah mengantongi 4 medali di berbagai pertandingan. Pada tahun 2000 medali pertama ia raih dalam Olimpiade Sydney tahun 2000. Lisa muda berhasil meraih medali perak kelas 48 kg putri. Dua tahun kemudian, Lisa menyumbang medali perak pada Olimpiade Athena 2004 kelas 53 kg putri.
Kemudian di tahun 2006, Lisa meraih medali perak dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Santo Domingo Republik Dominika di kelas 53 kg putri. Selain tiga medali yang Ia raih, Lisa juga mengikuti Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan. Oleh-oleh yang ia raih adalah medali perunggu kelas 48 kg putri.
2.John Wempi Wetipo
John Wempi Wetipo adalah seorang Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Indonesia. Wempi dilantik sebagai Wamen PUPR oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2019. Ia juga sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Jayawijaya selama dua periode 2008-2013 dan 2013-2018.
Lahir di Jayawijaya, Papua, 15 September 1972, Wempi kecil lahir dari keluarga sederhana. Kesuksesannya menjadi Wamen dan Bupati tak ia dapatkan dengan cuma-cuma. Rintangan hidup yang John hadapi semasa menempuh pendidikan di Akademi Pariwisata, Manado tidaklah mudah.John hidup prihatin dengan bekerja sebagai office boy di kampusnya. Usaha tak menghianati hasil, akhirnya Ia lulus dengan gelar Ahli Madya Pariwisata pada tahun 1995.
Tidak hanya menjadi Wamen dan Bupati, Wempi pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (PB POBSI) periode 2014-2018. Jabatannnya tersebut membuatnya menjadi orang Papua pertama yang memimpin persatuan olahraga biliar se-Indonesia.
3.Juharson Estrella Sihasale
Juharson Estrella Sihasale atau lebih dikenal Ari Sihasale Lahir di Tembagapura, Papua, 5 Oktober 1973. Ale adalah seorang aktor dan musikus Indonesia keturunan Papua-Ambon. Pada tahun 90-an Ale merupakan salah satu anggota boyband“Cool Colors” yang sangat tenar dan digandrungi pada zamannya.
Wajahnya yang tampan, tubuh yang proporsional, dan kemampuannya mengantarkan Ale sebagai model sukses. Diusianya yang ke 17 tahun, Ale memulai karirnya di dunia permodelan. Ia menang sebagai runner up di pemilihan Cover Boy MODE 1990.
Sebelum memulai debutnya sebagai anggota boyband, Ale sukses bermain sinetron di layar kaca seperti ‘Buana Jaka’ (1992), ‘Jalan Makin Membara’ (1994),’Antara Jakarta-Peth’ (1995),dan ‘Bukan Perempuan Biasa’ (1997). Barulah di tahun 1996 grupnya yang beranggotakan Ale, Surya Saputra, danTengku Ryan Meliris album bertajuk “Tataplah”.
Tak hanya itu Ale juga merambah ke dunia perfilman. Film layar lebar yang ia bintangi diantaranya “Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan” (2004), “Denias, Senandung di Atas Awan” (2006), “Heart” (2006), dan “Garuda di Dadaku” (2009).
Saat ini Ale mendirikan rumah produksi (PH) bersama istrinya Nia Zulkarnaen, yang diberi nama Alenia Pictures. Dari PH-nya tersebut Ale telah menggarap beberapa film layar lebar, diantaranya “Denias, Senandung di Atas Awan” (2006), “Liburan Seru!”(2008), “King (2009), “Tanah Air Beta (2010), “Di Timur Matahari” (2012), dan “LeherAngsa” (2013).
4.Gracia Josaphat Jobel Mambrasar
Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau akrab disapa Billy Mambrasar Lahir di Serui, 17 Desember 1988. Ia merupakan Pendiri Yayasan Kitong Bisa, yang bergerak dalam bidang pendidikan informal yang didirikan pada tahun 2009. Yayasannya tersebut menyediakan pendidikan untuk anak-anak kurang mampu yang berfokus di Papua dan Papua Barat. Selain itu Biily juga menjadi salah satu pemuda Papua yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai staf khususnya
Billy Mambrasar lahir dari keluarga sederhana, untuk membutuhi kehidupan sehari-hari ayahnya bekerja sebagai guru honorer dan ibunya penjaja kue. Billy kecil rajin membantu ibunya menjual kue di Sekolah.
Billy memiliki jiwa yang kuat dan pantang menyerah, sifat itulah yang mengantarkannya kuliah di luar Papua yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai anak rantau, Billy tetap berjualan kue, ditambah mengamen, menyanyi di kafe, dan di pernikahan.
Setelah lulus Billy akhirnya bekerja di perusahaan minyak dan gas asal Inggris. Namun setahun bekerja Ia mengundurkan diri dan memilih melakukan hal mulia dengan mendirikan Yayasan Kitong Bisa. Kitong Bisa berfokus pada anak-anak Papua yang bisa meraih mimpinya meski berasal dari keluarga miskin
Pada tahun 2017, Billy ditunjuk sebagai utusan Indonesia yang berbicara tentang isu pendidikan di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Billy juga menjabat sebagai duta muda pembangunan berkelanjutan atau SDG’s asal Indonesia.
Lulus dari ITB, di tahun 2013 ia melanjutkan pendidikan di The Australian National University dengan gelar Master of Business.
Saat ini ia dalam proses penyelesaian studi gelar Magister (MSc) bidang bisnis di Universitas Oxford, Inggris. Billy juga rencananya akan melanjutkan pendidikan doctoral di Universitas Harvard, Amerika Serikat dengan beasiswa Afirmasidari LPDP. (Dwi)