Bone,Gpriority- Peran dan Fungsi e-Market dalam Mendukung Produk Lokal merupakan salah satu topik bahasan yang digelar dalam Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia,Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 3 November 2021 di Bone, Sulawesi Selatan.
Adalah pemengaruh gaya hidup, Kevin Horax yang membawakan judul ini. Dalam paparannya, Kevin Horax mengatakan, produk lokal yang dapat dijual di e-market atau e-pasar, antara lain pakaian, produk kecantikan, sepatu, produk makanan, alat elektronik, dan rumah tangga. Pilihan e-pasar terdiri dari tiga jenis yaitu toko daring, lokapasar, serta e-commerce atau e-dagang. Ketiganya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Misalnya, e-dagang membutuhkan website developer, sedangkan toko daring dan lokapasar telah tersedia pada platform yang sudah ada. “Pastikan produk lokal mu berkualitas, sehingga bisa bersaing di e-pasar,” tutur dia.
Pemateri ketiga, Peneliti Jalin Institute Nurbaya, memaparkan materi bertema “Pilih Mana: Belanja Online atau Nabung Online”. Menurut dia, banyaknya kemudahan dan kepraktisan dalam berbelanja dan transaksi perbankan di internet, menjadikan warganet rentan perilaku konsumtif. Untuk menghindarinya, investasi daring menjadi pilihan karena memberikan sejumlah keuntungan seperti upaya menabung untuk masa depan, cepat dan praktis, serta bisa dimulai dengan dana yang sedikit. “Investasi daring bisa dilakukan sendiri tanpa perantara pihak ketiga,” jelasnya.
Adapun Accounting LAZISMU Makassar Rahayu Jafar, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Keamanan Investasi Emas Secara Online”. Ia mengatakan, jenis-jenis investasi emas, di antaranya emas perhiasan, emas batangan, koin emas, sertifikat emas, dan tabungan emas. Kelebihan investasi emas adalah likuiditas tinggi, bebas pajak, harga cenderung stabil, dan terlindungi dari inflasi. Sedangkan kekurangannya, antara lain risiko kehilangan tinggi dan kenaikan harga cenderung lambat. “Emas tidak cocok dijadikan investasi jangka pendek karena kurang memberikan keuntungan investasi yang signifikan,” jelas dia.
Sementara pemateri pertama investor & Entrepreneur, Asrul Sani mengangkat tema “Menjajaki Fitur dan Sistem Aplikasi Dompet Digital”. Menurut dia, dompet digital atau e-wallet merupakan layanan jasa keuangan yang berfungsi untuk menyimpan dan transaksi secara daring. Jumlah pengguna dompet digital saat ini mencapai 63,6 juta dan diproyeksi naik menjadi 202 juta pada tahun 2025 mendatang. Sejumlah kemudahan dompet digital bisa saja menyeret warganet menjadi konsumtif. “Maka dari itu, keputusan untuk menggunakan dompet digital tetap harus diimbangi perencanaan keuangan,” ujarnya.
Acara yang mengangkat tema “Biar Cuan, Pilih-Pilih Investasi Online” dibuka dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Dan ditutup dengan tanya jawab yang dipandu Desmona. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Salah seorang peserta, Kurniawan, bertanya tentang kiat menabung dan investasi di era digital. Menanggapi hal tersebut, Nurbaya bilang bahwa dalam berinvestasi warganet harus memastikan dana yang dipakai bukan berasal dari kebutuhan rutin bulanan. Sehingga, uang tersebut akan lebih aman diinvestasikan dalam jangka panjang dan menguntungkan.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Hs.Foto.dyandra Promosindo)