Jakarta, GPriority.co.id – Untuk pertama kalinya, Gunung Fuji di Jepang dilaporkan tidak bersalju setelah 130 tahun lamanya.
Sebagai informasi, Gunung Fuji, biasanya mulai bersalju dari awal Oktober. Namun, sampai saat ini gunung ikonik di Jepang itu belum ditutupi salju hingga akhir bulan ini.
Fenomena Gunung Fuji tidak bersalju ini diduga karena cuaca hangat yang luar biasa, sehingga membuat puncak tertinggi Jepang, yang disucikan oleh masyarakat, tetap bersih dari salju.
Perlu diketahui, pada tahun ini Jepang mencatatkan musim panas terpanas dalam sejarah, dengan suhu mencapai 1,76 derajat Celsius di atas rata-rata.
Rekor sebelumnya untuk salju pertama yang turun adalah pada tahun 1955, dan di tahun 2016.
Di tahun lalu, salju pertama turun pada 5 Oktober 2023. Jepang baru saja mengalami musim panas yang sangat panas, menyamai panas tahun lalu, dan perubahan iklim mungkin menjadi bagian dari alasan mengapa salju turun terlambat kali ini di Gunung Fuji, kata ahli meteorologi Yutaka.
Kendati demikian, Asosiasi Cuaca Jepang memperkirakan salju akan turun di Gunung Fuji pada 7 November, setelah hujan awal minggu depan.
Salju Di Jepang Turun Pada Pertengahan Desember Hingga Akhir April
Dikutip dari berbagai sumber, salju di Jepang biasanya turun pada pertengahan Desember hingga akhir April.
Namun, untuk melihat salju tebal, sebaiknya para turis mancanegara dirasankan datang ke Jepang sekitar bulan Januari atau Februari.
Jangka waktu terjadinya musim salju di Jepang bervariasi menurut wilayah.
Seperti wilayah utara Jepang yang mengalami musim dingin lebih lama dibandingkan wilayah selatan.
Daerah pegunungan juga mengalami musim dingin dengan debit salju yang intens.
Untuk bermain ski dan papan seluncur salju di Jepang, beberapa tempat yang dapat dikunjungi antara lain seperti Hokkaido, Hakuba, Tohoku, hingga Niigata, Nagano, dan Gunma.
Foto : Istimewa