Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Dimas A Putra
Bali, GPriority.co.id – Puskesmas Kuta Selatan menjadi tim medis guna mengawal Kejuaraan Dunia Biathle/Triatle Union Internationale de Pentathlon Moderne (UIPM) 2023 yang dilaksanakan di Ayodya Nusa Dua, Bali selama 5 hari pada 1 November hingga 5 November 2023.
Sebanyak empat personil yang terdiri dari dua perawat, satu dokter dan satu supir ambulans ini bertugas memantau para atlet yang memerlukan bantuan medis.
Ditemui di lokasi kegiatan, Dokter Gita mengatakan ia bersama timnya siap siaga mengawal para atlet jika memerlukan bantuan medis.
Dibalik itu, Dokter Gita menyarankan kepada para atlet agar lebih mempersiapkan segala sesuatu saat mengikuti perlombaan salah satunya pemanasan yang cukup.
“Karena perlombaan ini ada dua tipe ya, berlari dan berenang, pada posisi berlari itu posisi area pantai, pasir yang agak dalam dan mengangkat kaki agak susah, lalu setelah itu berenang dan lari lagi, ini sangat – sangat bisa menyebabkan cidera pada otot dan persendian yang fatal dan kalo di renang bisa menyebabkan kram, entah itu persendian perut otot yang paling bahaya itu kan kram otot perut,” ungkap Dokter Gita.
“Jadi saran saran kami dari tim medis, mungkin pemanasan yang cukup,” katanya.
Selain pemanasan, kata Dokter Gita untuk asupan makan yang mana dilakukan dua jam sebelum bertanding.
“Lalu jika makan diusahakan dua jam sebelum pertandingan, jangan sampai kurang dari dua jam nanti sesak, mual atau pun kejadian lainnya yang tidak diinginkan,” ujar Dokter Gita.
Lebih lanjut, Dokter Gita juga mengimbau agar para atlet dapat mempelajari medan dengan baik, karena kalau tidak bisa salah posisi dalam pijakan itu menyebabkan pergeseran dari persendian atau disebut dislokasi.
“Jika tidak ditangani dengan cepat jadi beresiko fatal, bukan hanya mengacam nyawa saja, hingga mungkin menyebabkan disabilitas,” tuturnya.
Perlu diketahui, cabang olahraga yang dipertandingkan yakni Biathle terdiri dari lari-renang-lari secara berkelanjutan, sementara Triathle menambahkan elemen menembak laser ke format Biathle. Kedua acara memiliki kelompok usia dan kategori yang berbeda, termasuk atlet para atau disabilitas.
Adapun kejuaraan dunia ini diikuti sebanyak 400 atlet dari 44 negara, termasuk 70 atlet asal Indonesia.