
Jakarta, GPriority.co.id– Ir. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Menjabat pada 1945–1967, Sokearno merupakan seorang pejuang yang berperan penting dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Sebagai Bapak Proklamator dan salah satu founding father Indonesia, Soekarno dikenal sebagai sosok yang cerdas, tegas, dan berani melawan bangsa manapun yang dianggap menindas Indonesia.
Soekarno juga sangat karismatik dan lugas dalam berbicara, tak heran pidatonya menjadi salah satu yang paling dinanti dan menarik bagi para audiensnya.
Kepribadian Soekarno yang berhasil membawanya sukses menjadi negarawan Indonesia yang sangat penting diraih berkat pendidikan dan kebiasaan baik yang telah ia terapkan sejak masih muda.
Melihat bagaimana Soekarno berhasil menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia dan dunia. Beberapa kebiasaan baik Soekarno ini sangat layak ditiru oleh generasi muda. Khususnya para mahasiswa sekarang:
Hidup Mandiri
Soekarno telah terbiasa hidup mandiri bahkan sejak ia masih kecil. Ia diketahui hanya beberapa tahun tinggal bersama orang tuanya di Blitar. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar hingga tamat, Soekarno tinggal indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto), tokoh politik dan pendiri Syarikat Islam.
Soekarno melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School (HBS) dan lulus pada tahun 1920. Kemudian pindah ke Bandung untuk bersekolah di Technische Hoogeschool (THS) atau yang sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung.
Suka Membaca Buku
Buku adalah gudang ilmu dan jendela dunia, sedangkan membaca adalah kuncinya. Pentingnya membaca buku tampak sangat dipahami oleh Soekarno. Sejak masih muda, Soekarno telah memiliki hobi membaca buku.
Selama bersekolah di HBS Surabaya, Soekarno diketahui dekat dengan guru-guru HBS karena kebiasaanya yang rajin ke perpustakaan sekolah untuk membaca. Tinggal di rumah Tjokroaminoto membuatnya memiliki akses untuk membaca banyak biografi tokoh negara dan dunia serta literatur.
Berbagai pemikiran dan ide brilian yang dicetuskan Soekarno merupakan buah dari pengetahuan yang ia peroleh lewat membaca.
Menulis Artikel di Media Massa
Rumah Tjokroaminoto merupakan awal mula Soekarno muda belajar banyak hal penting, termasuk politik dan menulis artikel. Artikel pertama Soekarno terbit di halaman koran Oetoesan Hindia milik Sarekat Islam pada 21 Januari 1921. Dari sini, Seokarno mulai rajin menggantikan Tjokroaminoto dalam menulis dan mengirimkan tulisannya itu ke media massa.
Aktif Berorganisasi
Soekarno mulai aktif berorganisasi ketika menjadi anggota di organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang merupakan bagian dari organisasi Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung, yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927.
Sempat ditangkap dan diasingkan oleh Belanda karena peran aktifnya semasa di PNI. Soekarno kembali diasingkan pada masa pendudukan keaktifannya dalam menyuarakan pergerakan ketika masih tergabung dalam Partai Indonesia (Partindo).
Kembali dari pengasingan, Soekarno langsung terlibat dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Soekarno juga aktif dalam organisasi-organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat, BPUPKI dan PPKI.
Membangun Relasi dan Belajar dari Tokoh Penting
Tinggal di rumah H.O.S Tjokroaminoto, Soekarno diberkahi dengan akses pengetahuan yang luar biasa banyak. Tidak hanya belajar dari buku, Soekarno juga berkesempatan untuk berbincang dengan Ketua Sarekat Islam tersebut sejak muda dan memperoleh berbagai pengetahuan baru.
Sebagai Ketua Sarekat Islam, rumah Tjokroaminoto sering didatangi tokoh-tokoh pergerakan penting lainnya. Seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Hal ini membuat Soekarno juga berkesempatan untuk berbincang sekaligus berguru dengan mereka.
Ketika Soekarno kuliah di Bandung, ia tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Selama tinggal di sana, Soekarno berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu menjadi pemimpin organisasi National Indische Partij.
Bahkan kala dirinya menjadi Presiden Pertama RI, Soekarno diketahui berguru kepada kakak RA Kartini, Raden Mas Panji Sosrokartono, yang masa itu dikenal sebagai salah satu sosok paling jenius karena mampu menguasai 36 bahasa asing. Soekarno diajari tentang ilmu agama hingga politik Eropa.
Itulah 5 rahasia dibalik kesuksesan Soekarno sebagai negarawan yang cerdas, tegas, dan berani. Lewat kebiasaan yang ia terapkan sejak muda ini, Soekarno mampu tumbuh menjadi sosok yang dihormati dan disegani, tidak hanya di dalam negeri namun juga di mata dunia. (Vn)