Sesimpangan,Berjejalan merupakan Perjalanan kesenian Suvi sebagai perupa akan dikuak dalam program Bicara Rupa yang digelar pada Jumat, 5 Juni 2020, pukul 19.30 WIB di Instagram live @galerinasional.
Terkait tajuk Sesimpangan, Berjejalan, Suvi mengungkapkan bahwa dua kata tersebut yang menurutnya mewakili perjalanan keseniannya.
Menjadi seniman adalah pilihan, ketika masuk di kesenimanan juga banyak persimpangan, banyak pilihan. Seniman muda harus bisa menentukan sikap, menentukan pilihan dan strategi strateginya. Berjejalan pun, juga pada hari ini banyak sekali seniman muda lahir dan tumbuh. Dan kita akan ada di antaranya. Pilihan dan kualitas diri yang menetukan. Kesungguhan, khusyuk, dan yakin juga merupakan jalan, jelasnya.
Program Bicara Rupa ini menurut Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, merupakan salah satu media untuk merekam sekaligus menginformasikan kepada publik tentang ketokohan, kekaryaan, serta perjalanan kesenian para perupa Indonesia. Hal tersebut diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi publik untuk menjajaki, mempelajari, serta terlibat aktif dalam aktivitas berkesenian, khususnya seni rupa. Dengan menampilkan Suvi sebagai perupa muda beserta perjalanan keseniannya, diharapkan menggugah para perupa muda Indonesia untuk terus semangat berkarya dan menggali gagasan-gagasan baru yang khas, atau bahkan memunculkan para perupa muda baru lainnya, pungkasnya.
Pastinya Anda penasaran dengan Suvi Wahyudianto. Suvi Wahyudianto lahir di Bangkalan, Madura 28 April 1992, lulusan Pendidikan Seni Rupa Unversitas Negeri Surabaya. Saat ini ia aktif berkesenian di Yogyakarta dan Madura. Karya-karya Suvi fokus mengungkap identitas dan budaya Madura. Dalam proses mendapatkan ide karyanya, Suvi mempelajari persoalan keseharian, memori, dan studi sejarah sebagai latar belakang peristiwa. Ia mengeksplorasi beragam media dan teknik, namun kecenderungan karyanya kerap kontemplatif dan puitis.
Suvi telah mengikuti berbagai pameran bersama dan residensi. Ia telah empat kali berpameran tunggal, di antaranya Homo Sapirin, C2O Gallery, Surabaya (2016); Onggha, REDBASE Foundation, Yogyakarta (2017); dan Ingatan Bergegas Pulangdi Cemeti Institute for Art and Society, Yogyakarta (2019).
Pada 2018, Suvi menciptakan sebuah karya berjudul Angst yang menyajikan perspektifnya tentang sejarah terkait konflik etnis di Sampit dan Sambas (Sempadung). Karya ini mengantarkan Suvi menjadi pemenang UOB Painting of The Year 2018 Kategori Profesional, Jakarta, Indonesia; kemudian meraih penghargaan Juara 1 2018 UOB Southeast Asian Painting of the Year, Singapura. (Hs.Foto.dok.Galnas)