Jakarta,Gpriority.co.id-Gajian baru seminggu sudah kehabisan uang, Salahnya dimana? Besarnya pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan adalah pola pengaturan keuangan yang salah dan ini sering dialami kebanyakan orang.
Penerapan keteraturan dalam mengatur keuangan sangat diperlukan, apalagi issue resesi santer terdengar. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, kita wajib semakin sadar bahwa memikirkan dana darurat lebih penting daripada menghabiskan dana untuk membiayai gaya hidup.
Hidup sederhana, hidup secukupnya, hidup lebih baik, slogan ini menjadi menarik Ketika kita dikondisi terjepit. Mengenal makna Frugal living yang secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran sehingga kita dapat menabung lebih banyak. Meski Frugal Living sering dimaknai cenderung dinilai pelit oleh sebagian orang.
Jhon White, seorang professor filosopi pendidikan “The Frugal Life, and Why We Should Educate for It” dalam tulisanya menjelaskan bahwa frugal living harus diadopsi oleh generasi masa depan. Pandemi Covid-19, perubahan iklim (climate change) dan ancaman resesi harus menjadi momentum untuk mendeklarasikan frugal living dan mengajarkannya kepada generasi masa kini. Deklarasi ini tidak hanya Negara miskin ataupun Negara berkembang, bagi Negara kaya pun konsep frugal living sudah harus diadopsi sebaik-baiknya.
Lantas, bagaimana cara menerapkan frugal living agar dapat hidup lebih hemat?
1. Mencatat, menganalisis mana yang kebutuhan prioritas atau hanya keinginan
Mencatat prioritas pengeluaran harian dan bulanan sangat diperlukan. Banyak diantara kita setelah menerima uang gaji terburu-buru membelanjakan tanpa mencatat apakah barang-barang yang kita belanjakan memang diperlukan saat itu juga atau hanya keinginan napsu belaka. Sehingga berakibat kehabisan uang diawal bulan. Sungguh ironis karena jika itu yang terjadi akan timbul keinginan berhutang dengan kata lain kita akan mengalami gali lobang tutup lobang. Dalam menjalani frugal living, Anda juga harus memberi batasan antara keinginan dan kebutuhan sehingga uang yang diperoleh dapat dikelola dengan baik.
2. Berprinsip Kuat Untuk Tidak Mengikuti Tren
Sadari bahwa tren tidak akan ada habisnya, tren akan selalu bermunculan silih berganti. Perkembangan fashion, gadget, mobil, atau benda-benda lain yang konsumtif adalah sesuatu hal yang sangat dihindari dalam konsep frugal living. Menghindari siklus konsumerisme dan tidak melakukan impulsif buying adalah perilaku yang harus dijaga dalam frugal living. Berhentilah memikirkan ekspektasi orang lain atas diri kita.
3. Membandingkan Harga Dan Manfaatkan Diskon
Sebelum berbelanja, ada baiknya Anda melakukan reseach harga barang yang ingin Anda beli baik di toko online atau offline. Hal ini sedikit merepotkan tapi kita akan puas jika mengetahui barang-barang yang kita dapatkan berkualitas, awet dan sesuai buget. Hal lain yang dapat kita lakukan adalah memanfaatkan diskon. Ini sangat menghemat pengeluaran meski harus menahan dalam menunggu saat yang tepat untuk membeli.
4. Berprinsip Hidup Masih Panjang Dan Harus Mandiri
Masih ada hari esok masih ada kehidupan yang Panjang. Pendidikan dan masa depan anak-anak perlu dipejuangkan. Hari tua yang nyaman dan mandiri adalah impian banyak orang. Ini yang harus benar-benar ditanamkan pada diri karena hidup harus Bahagia dan bermakna.
5. Menghindari Hutang, Memilih Menabung dan Investasi
Bayangkan Jika kita dikejar-kejar hutang dengan bunga yang berjalan setiap bulannya. Membeli barang secara kredit, apalagi barang-barang yang tidak ada nilai investasinya adalah sebuah tindakan bodoh. Berbeda dengan orang yang menerapkan frugal living yang cenderung menabung dan menginvestasikan uang sehingga memberikan proteksi keuangan yang aman di masa depan. Cara-cara ini bagi penganut Frugal dapat mengapai “financial freedom”.(Hs)