Asal Mula Columbarium

Feng Shui merupakan ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan surga serta bumi hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu Feng Shui dapat diterapkan dalam berbagai hal, salah satunya penempatan rumah abu (columbarium).

Yulius Fang, Pakar Feng Shui Indonesia, mengatakan awal mula adanya columbarium karena pada zaman dahulu banyak masyarakat yang tidak mampu memakamkan keluarganya yang meninggal secara layak.

“Keterbatasan biaya membuat mereka melakukan proses kremasi, meletakkan abunya di dalam guci dan di simpan di rumah abu. Di zaman dahulu bahkan ada yang menyimpan abu di dalam Klenteng atau Vihara,” ujarnya.

Ia menambahkan, dulu yang melakukan proses kremasi adalah pemeluk agama Buddha. Namun seiring berjalannya waktu, kremasi tak hanya dilakukan oleh pemeluk agama Buddha saja, tetapi juga Kristen Protestan dan Katolik.

“Alasannya cukup sederhana, proses kremasi lebih prkatis. Jika tidak ada waktu untuk merawat makam, maka kremasi menjadi pilihan terbaik,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika abu dilarungkan di laut, maka harus dipastikan tidak ada DNA dalam jumlah besar yang tersisa. Misalnya tulang, gigi, tengkorak, dan lainnya.

“Semua harus sudah terbakar menjadi butiran-butiran abu. Apabila masih ada bongkahan besar yang tertinggal, jika terendam air akan membawa kemalangan bagi keturunannya, seperti mudah jatuh sakit,” pungkasnya. (VIA)