Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Lina F | Foto: Kementerian Luar Negeri
Jakarta, GPriority.co.id— KTT Ke-43 ASEAN yang dimulai hari ini, Selasa (9/8) dilakukan lewat pertemuan dalam dua bentuk, yaitu Plenary (Pleno) dan Retreat.
Diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, bahwa ada beberapa elemen dalam sambutan Presiden di Opening Ceremony.
Pertama, mengenai masalah unity of ASEAN. Kedua, ASEAN sudah bertekad untuk tidak ingin Kawasan ini menjadi proxy oleh pihak manapun dan negara manapun. Dan ketiga, ASEAN juga memiliki komitmen yang kuat dan meminta kepada para Mitra untuk menghormati values and principle of ASEAN.
“ASEAN siap bekerja sama dengan negara manapun, dengan pihak siapapun. Bapak Presiden juga mengatakan bahwa kapal ASEAN akan terus berlayar kokoh melaju ke depan,” ungkap Retno Marsudi melalui keterangannya.
“Tone yang di set oleh Bapak Presiden dari awal Opening Ceremony ini, di dalam pertemuan baik Pleno maupun Retreat diamini dan diperkuat oleh semua leaders. Sekali lagi, baik di dalam pertemuan Pleno maupun pertemuan Retreat,” ucap Menlu lebih lanjut.Dalam pertemuan Plenary, pertemuan diawali dengan briefing oleh Presiden Bank Dunia juga Managing Director IMF.
IMF juga menyampaikan bahwa ekonomi global melambat karena pandemi dan juga perang. Bahkan hanya tumbuh 3 %, terendah dalam satu dekade dibanding sebelum pandemi. Namun bila dilihat, pertumbuhan ASEAN tetap tinggi, proyeksinya sebesar 4,9 %.
“Jadi kemarin, waktu pertemuan bilateral antara Managing Director IMF dengan Bapak Presiden, juga disampaikan bahwa ASEAN merupakan satu bright spot dari situasi dunia yang tidak menentu.
“Dan disampaikan oleh IMF bahwa ASEAN berkontribusi 10 % terhadap global growth. Diperlukan growth yang lebih kuat agar recovery-nya dapat betul-betul penuh, dan ASEAN dapat menjadi contoh dari kerja sama global,” ungkap Menlu Retno Marsudi.