Dapat 20 Ribu Kuota Haji Tambahan, Menag: Harus Disiapkan Lebih Baik

Penulis : Dimas A Putra | Editor : Lina F | Foto : Kemenag

Jakarta, GPriority.co.id – Pemerintah Indonesia mendapat 20.000 kuota tambahan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi. Tambahan kuota merupakan hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Pangeran Muhammad bin Salman pada Kamis (19/10).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan rasa bersyukur atas adanya tambahan kuota haji. Menurutnya, info tambahan kuota adalah kabar yang menggembirakan sekaligus menjadi tantangan.

“Kita bersyukur Presiden menyampaikan secara khusus, Indonesia mendapat tambahan kuota dari Pangeran Muhammad bin Salman, minimal 20 ribu. Ini kebahagiaan sekaligus tantangan,” ujar Yaqut dalam keterangan resminya, Sabtu (21/10).

Yaqut menuturkan tambahan kuota ini akan berdampak pada menurunnya antrean. Namun, kata Yaqut tambahan kuota juga menjadi tantangan karena harus disiapkan lebih baik lagi.

“Ini harus disiapkan lebih baik lagi. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jemaah, kalau ada tambahan 20 ribu,” kata Yaqut.

“Saudi juga mengubah beberapa regulasi yang harus disiapkan karena berbeda dengan sebelumnya,” ujarnya lebih lanjut.

Ia juga mengatakan pihaknya telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Mereka diminta untuk segera menyiapkan langkah seiring adanya penambahan kuota haji agar bisa didistribusikan secara berkeadilan.

“Nantinya tetap ada prioritas lansia. Jumlahnya saat ini kurang lebih ada 600 ribu jemaah lansia. Saya ingin ini supaya mereka juga bisa menjadi prioritas,” ucapnya.

Disamping itu, Kemenag akan membuat skema baru terkait syarat istitha’ah kesehatan. Yaqut sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk merumuskan langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jemaah haji.

Nantinya, jemaah akan menjalani dua kali pemeriksaan. Tujuannya agar jemaah mengetahui kondisi dini kesehatannya dan ada waktu untuk melakukan pemulihan.

“Kita mulai awal November untuk screening kesehatan jemaah agar waktunya lebih panjang. Jika ada jemaah punya penyakit tertentu, ada waktu untuk msmulihkan,” paparnya.

“Cek kesehatan dilakukan dua kali. Jemaah yang kurang sehat direkomendasikan agar ada proses pemulihan. Pada pemeriksaan kedua, kalau sudah baik, berhak melunasi. Ini ikhtiar agar kasus jemaah sakit dan wafat di Saudi bisa ditekan,” tutur Yaqut.

Lebih lanjut, Kemenag juga akan menggelar mudzakarah perhajian di Yogyakarta, 23 – 25 Oktober 2023. Mudzakarah antara lain akan membahas masalah syarat istitha’ah kesehatan. Mudzakarah diikuti perwakilan ormas keagamaan dan praktisi kesehatan.