Penulis : M. Hilal | Editor : Dimas A Putra | Foto : GP Hilal
Jakarta, GPriority.co.id – Seruan aksi boikot produk pro zionis Israel yang belum lama telah tetapkan sebagai Fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuat Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey merasa khawatir atas aksi boikot terhadap produk yang dianggap pro zionis Israel tersebut.
Dalam hal ini, Roy Nicholas menekankan supaya hal ini jangan sampai hak konsumen menjadi terbatasi dengan adanya aksi boikot produk Israel serta dorongan-dorongan hal lainnya.
“Jadi hak konsumen itu kan memilih, membeli dan mendapatkan produk. Nah ketika hak itu tidak tercapai, lalu mereka bagaimana,” ungkap Roy saat konferensi Pers, Jakarta, Rabu (15/11).
“Konsumen kan punya hak untuk memilih dan membeli produk,” tambahnya.
Lebih lanjut, Roy menjelaskan sejauh ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang saat ini mencapai 51,8%.
“Saat konsumen berbelanja tentunya akan menimbulkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
“Bahkan berbelanja apapun makan dan minum 278 juta makan dan minum penduduk Indonesia itulah mengkontribusi ekonomi kita sehingga bisa di angka 5%,” sambungnya.
Sementara itu, ia tetap mendukung penuh dan menghargai Fatwa MUI dan aksi-aksi perdamaian yang terus di suarakan belakangan ini.
Namun, ia berpesan pertumbuhan perekonomian bangsa juga harus tetap dijaga secara utuh, dan ia mengingatkan jangan sampai nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan soal pertumbuhan ekonomi pada bangsa ini.