Kayu Lawas dan Manfaatnya untuk Bangunan 

Jakarta, GPriority.co.id – Dalam hal estetika, penggunaan kayu lawas dapat menambah nilai keindahan dan menambah dampak positif pada bangunan.

Di kota-kota besar, penggunaan kayu sebagai bahan utama dalam konstruksi bangunan semakin jarang, bahkan hampir tak terlihat dalam struktur bangunan karena telah digantikan oleh beton.

Padahal, kayu lawas memiliki banyak manfaat, termasuk penghematan energi, peningkatan keindahan, kemewahan, dan nilai seni yang tinggi dalam desain bangunan.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kayu dalam konstruksi juga dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, terutama jika melibatkan penebangan pohon secara berlebihan.

Berbeda halnya jika kita membicarakan tentang kayu lawas atau kayu tua. Menurut Ahmad Wahyudin (Limasanjati), kita dapat memperoleh kayu lawas tanpa harus menebang pohon baru.

“Kami memiliki tim yang melakukan hunting ke kampung-kampung untuk mencari rumah Joglo dan rumah Limasan kuno yang dijual. Jika harga cocok, kami membelinya, kemudian merestorasinya dan menyesuaikannya dengan kebutuhan. Kecuali untuk bangunan yang diakui sebagai cagar budaya, kami tidak akan membelinya,” katanya dalam sebuah wawancara telepon.

Ahmad Wahyudin, yang telah aktif dalam industri rumah Jawa Joglo & rumah Limasan sejak 2008, menjelaskan keunggulan penggunaan kayu lawas dalam bangunan, antara lain:

– Pemeliharaan Warisan Budaya: Penggunaan kayu lawas membantu melestarikan keaslian dan karakteristik khas rumah Jawa, yang merupakan bagian integral dari warisan budaya Indonesia.

– Kekuatan dan Ketahanan: Kayu lawas telah mengalami proses penuaan, sehingga memiliki kekuatan dan ketahanan yang baik, membuatnya mampu bertahan dalam berbagai cuaca dan terlindungi dari hama.

– Estetika yang Unik: Kayu lawas sering memiliki pola, warna, dan tekstur yang unik, memberikan nilai estetika yang tinggi dan menciptakan tampilan visual yang menarik dan eksklusif.

– Konservasi Sumber Daya Alam: Menggunakan kayu lawas membantu melindungi hutan dan sumber daya alam karena tidak memerlukan penebangan pohon baru.

Adapun harga kayu lawas dari bongkaran rumah Joglo dan rumah Limasan kuno, menurutnya tidak memiliki standar tetap. Harga cenderung bervariasi dan bersifat fleksibel, dipengaruhi oleh jenis kayu, usia, kualitas, sejarah, dan keunikannya dalam bangunan tertentu.

“Karena ini bukan barang toko, jadi harganya bervariasi. Misalnya, jika kami membeli rumah berukuran 10×10 meter dengan diameter kayu 20 cm, harganya mungkin 500 juta, tapi harga bisa berubah di lain waktu. Perbedaannya tergantung pada jenis kayu, kualitas, usia, sejarah, keunikannya, dan juga lokasinya,” ungkapnya.

Selain digunakan dalam bangunan, kayu lawas juga dapat diaplikasikan dalam berbagai hal seperti gazebo, perabotan, atau ukiran sebagai elemen hiasan.

“Kami menggunakan kayu lawas untuk membuat gazebo, lisplang (hiasan ujung genteng), membuat perabotan, dan banyak lagi. Kayu lawas dari bongkaran rumah jawa kuno itu kami belah dan diolah kembali digunakan untuk penghias, seperti ukiran pada ventilasi, gebyok, railing dan sebagainya,” tambahnya.

Penting juga untuk mengetahui cara mendapatkan kayu lawas dari rumah Jawa kuno dengan cermat. Ahmad Wahyudin menekankan pentingnya pemahaman tentang karakteristik kayu lawas untuk mendapatkan kualitas yang bagus.

“Memahami kayu lawas sangat penting! Kita harus mengenali ciri-ciri kayu lawas yang baik. Bangunan kuno seringkali masih berdiri dengan baik dan belum dirobohkan. Kami harus memeriksanya dengan teliti, menaiki bangunan dan memeriksa apakah ada kerusakan atau tanda-tanda keropos pada kayu. Harus selalu teliti, karena kayu yang tampak utuh bisa tersembunyi keropos setelah dibongkar. Intinya, kita harus memahami kayu lawas agar tidak kecewa,” jelasnya.

Untuk merawat kayu lawas, menurut Ahmad Wahyudin, sebenarnya sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin mempercantik bangunan dengan kayu lawas.

“Perawatannya sederhana. Kayu biasanya sudah ditreatment sejak awal, diberi perlindungan terhadap serangan rayap, dan dicoating agar mudah dibersihkan. Cukup lap dengan kain untuk menghilangkan debu secara berkala. Meskipun sudah dilindungi dari rayap, perlu membersihkannya secara berkala agar tidak ada rayap yang dapat merusak kayu. Yang penting, hindari agar kayu tidak terkena air, karena air dapat merusak kayu, terutama jika terus-menerus terkena,” tutupnya.

Foto : Istimewa