Kemampuan Belajar Siswa Menurun, Bupati KTT Beber 5 Strategi Ini

GPRIORITY, TANA TIDUNG – Satu tahun penutupan sekolah sebabkan menurunnya kemampuan belajar siswa (learning loss).

Bupati Kabupaten Tana Tidung (KTT), Ibrahim Ali mengatakan, jika itu tak segera direspon, learning loss akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar di masa mendatang.

“Masa depan anak-anak kita saat ini, sangat bergantung pada seberapa serius kita mengantisipasi learning loss,” kata Ibrahim Ali, Kamis (15/04/2021).

Menurut pria yang akrab disapa Bram itu, pihaknya telah merancang 5 strategi untuk mengantisipasi learning loss.

Kelima strategi itu meliputi penggunaan bahan ajar bermakna dan kontekstual, pendampingan belajar, budaya baca, monitoring dan evaluasi, serta pembukaan sekolah.

Meski berada di pedalaman Kalimantan Utara, namun partisipasi belajar dari rumah (BDR) di Tana Tidung selama pandemi Covid-19 mencapai 98 persen.

“Kelima strategi inilah yang membuat partisipasi belajar di KTT, pada Desember 2020 mencapai 98 persen. Implementasi kelima strategi ini dimulai dari penyediaan bahan ajar,” ucapnya.

Tana Tidung menggunakan kurikulum khusus, untuk memberikan pengalaman belajar bermakna.

Kompetensi yang ada di dalam kurikulum dan modul belajar Kemendikbud dimodifikasi ke dalam lembar aktivitas siswa.

Proses modifikasi pun dilakukan melalui pelatihan berbasis kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

Selain itu, Tana Tidung juga membuat kebijakan guru kunjung, yang mana secara terjadwal guru mengunjungi rumah siswa untuk mengantarkan lembar aktivitas siswa (LAS) dan melakukan bimbingan belajar.

Kunjungan belajar dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kebijakan ini diambil, karena tidak semua siswa bisa belajar secara online.

Bram mengaku, hanya 11 persen siswa yang bisa belajar menggunakan modal belajar video conference.

Sementara itu, pengembangan budaya baca selama pandemi Covid-19, dilakukan melalui kegiatan membaca yang menyenangkan, yang mana sekolah diwajibkan meminjamkan buku cerita kepada siswa.

“Peminjaman buku ini membuat siswa tertarik membaca lebih banyak buku dan senang berada di rumah. Jika anak belum bisa membaca, maka orang tua yang dilatih untuk membacakan buku cerita,” bebernya.

Pemerintah KTT juga rutin melakukan survei untuk menilai efektivitas penyelenggaraan BDR.

Hasil survei itu menjadi dasar untuk membuat kebijakan baru di Tana Tidung.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Tana Tidung untuk mengantisipasi learning loss, yakni secara perlahan membuka sekolah kembali.

Ujicoba pembukaan telah berlangsung sejak Oktober 2020, melalui pilot di dua SMP. Pengalaman dari pilot pembelajaran tatap muka (PTM) di dua SMP ini, kemudian digunakan untuk membuka lebih banyak sekolah lagi.

Orang nomor 1 di Tana Tidung itu menuturkan, rencana ke depan Tana Tidung akan fokus melakukan pemulihan kemampuan belajar.

Dia menyadari, pembukaan sekolah tidak otomatis menahan laju learning loss. Pembukaan sekolah malah bisa memperburuk laju learning loss.

Maka, dibutuhkan upaya pemulihan kemampuan belajar terlebih dahulu, agar siswa yang sudah lama tidak belajar bisa mengejar ketertinggalan.

“Pembukaan sekolah, digitalisasi pembelajaran, asesmen diagnosis, dan pembelajaran sesuai kemampuan anak, adalah program kami kedepan,” ungkap Bram.(FBI)