Penulis: Agustin Effendy | Editor: Lina F | Foto: Dok
Makassar, GPriority.co.id – Musim kemarau sudah berlangsung sejak April – Agustus 2023 ini, diperkirakan kemarau akan berlangsung lama. Jika ini terjadi Elnino dikhawatrikan akan menimpah sejumlah wilayah di Sulsel.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel Imran Jausi mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemetaan daerah zona merah terdampak El Nino. Seperti Bone, Soppeng, dan Wajo.
Pemetaan tersebut didasarkan pada data tiga hingga lima tahun terakhir.
Jika daerah tersebut mengalami kekeringan lahan pertanian lebih dari 5 ribu hektare, maka itu masuk dalam kategori zona merah.
Daerah yang masuk kategori zona merah ialah Kabupaten Bone, Soppeng, dan Wajo.
“Memang ada program itu dari Kementan, kita sudah melakukan pemetaan daerah mana saja yang terdampak el nino yang parah,” ucap Imran Jausi.
Dikatakanya, zona merah di tiga kabupaten ini hanya berada di titik atau desa tertentu. zona merah karena wilayah tersebut sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk memproduksi padi.
Karenanya, untuk tetap menggeliatkan pertanian maka pemerintah pusat mencanangkan luas tambah tanam untuk mengganti lahan-lahan pertanian yang tidak produktif.
Pihak Kementerian Pertanian menarget 500 ribu hektar luas tambah tanam, Sulsel sendiri akan menyiapkan 80 hektar lahan untuk luas tambah tanam.
“Ini perlu disiapkan karena lahan sawah yang terkena dampak el nino harus ditutup dengan lahan baru sehingga bisa tutupi produksi yang rusak,” jelasnya lagi.
Upaya lain yang dilakukan menghadapi el nino ialah memperbaiki model pengelolaan air.
Terakhir, mempercepat proses penanaman yang biasanya dilakukan 3 pekan pasca panen, sekarang sudah bisa dilakukan 10 hingga 12 hari pasca panen.
“Jadi Petani boleh menanam, lebkh awal, dengan memanfaatkan sisa-sisa air, ” pungkasnya.
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Rizky Yudha mengatakan, fenomena El Nino ini membuat musim hujan mundur dari waktu biasanya.
Normalnya, pada Oktober sudah masuk musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan.
Kemudian untuk musim hujan secara keseluruhan wilayah Sulsel normalnya terjadi pada November.
“Tapi karena ada fenomena el nino (hujan) diprediksi mundur,” terangnya.