MAKNA PEKABARAN INJIL KE 164 DI TELUK WONDAMA

“Tanah Papua ini harus dibangun dengan kasih. Tanah Papua harus dibangun dengan hikmat Tuhan tetapi juga kasih sebab manusia Papua mengenal terang karena agama, karena gereja. Maka itu gereja harus bersatu bekerja sama dengan pemerintah bangun tanah dan negeri ini,“ kata Bupati Teluk Wondama Bernadus A Imburi .

Masuknya injil di Tanah Papua diperingati setiap tahun dan tahun  ini tepatnya 5 Februari 2019 peringatan atau HUT (hari ulang tahun) ke 164. Dalam HUT pekabaran injil ini dikenang sosok Dominiee Izaak Samuel Kijne yang penting diunduh spiritnya. Ia seorang zendeling yang diutus, memberi kebaikan kepada bangsa Papua melalui jalan pendidikan injil yang berguna bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Bahkan ada kata-kata Kijne yang cukup melekat di benak masyarakat Papua. ” Diatas Batu ini, saya meletakkan perdaban orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi,akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, tetapi bangsa ini akan bangkit dan memimpin bangsanya sendiri , “ kata Kijne.

Kijne membangun peradaban Bangsa Papua. Ia aktif mengajar, membuka kursus, melatih masyarakat supaya terampil sambil tetap menjaga kearifan lokal dan lingkungan. Mengajarkan hal-hal baik, untuk mendidik masyarakat Papua supaya berperadaban adalah tujuan dan jalan pencerahan dalam rangka membangun kerajaan Allah.

Seperti dikatakan Pdt Rosalie Wamafma, STH, Ketua Klasis GKI (Gereja Kristen Indonesia) Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat kepada media GPriority, momen Pekabaran Injil ke 164 kali ini juga dimanfaatkan untuk penguatan keimanan melalui jalan pendidikan dan  sadar lingkungan sebagaimana yang diajarkan Kijne.  “Spirit Pekabaran Injil harus tetap ada mempengaruhi warga Kristiani untuk lebih giat lagi belajar membuat hal-hal baru yang berguna bagi masyarakat ,“ kata Pdt Rosalie.

“Makna pekabaran injil,  pertama  bahwa perayaan 164 tahun pekabaran injil di Tanah Papua tahun ini temanya adalah “Segala Kuasa yang Diberikan Kepadaku Pergilah Jadikan Semua Bangsa milikku”.  Jadi perayaan ini diarahkan  dalam rangka  memperkokoh persekutuan kesaksian dan pelayanan dari semua warga Kristiani di Tanah Papua bahkan lebih khusus warga GKI untuk terlibat secara aktif  dalam rangka menghadirkan kerajaan Allah dalam berbagai aspek baik itu dalam pendidikan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan  dan lain sebagainya, “ ungkapnya.

 “Sehingga secara khusus oleh GKI  memaknainya dengan cara meningkatkan  spiritualitas umat ,secara khusus umat GKI  melalui pendidikan dan pembinaan di tengah umat GKI  berkontribusi secara aktif berperan serta dalam pembangunan  di Tanah Papua secara keseluruhan, “ucapnya.

“Kita itu memaknai  Injil tidak hanya mendengar  saja tapi lebih aktif  action-nya dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari . Implementasi Injil itu lebih konkret lebih nyata dan dialami oleh masyarakat, dialami oleh keluarga dalam situasi dan kesempatan di tengah kemajemukan berbangsa,”lanjutnya.

Pdt Rosalie menegaskan, perayaan Injil ke 164 ini benar-benar dimaknai secara mengalami oleh seluruh warga GKI. “Bahwa injil itu tidak hanya kita mendengar , tidak hanya mengenang sejarah saja  tapi baiknya kita mengenal untuk  membawa kita lebih dekat kepada Tuhan lalu implikasinya, aplikasinya lebih riil di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk ini dengan memperkokoh keharmonisan sesama  persatuan umat dan di antara umat agama yang lain,” tambahnya.

“Pendidikan itu menjadi sentral dalam teks alkitab  suci. Yesus itu berjalan mengajar dan mendidik orang supaya mengerti bagaimana membangun kerajaan Allah dalam berbagai aspek. Maka pendidikan itu menjadi penting sehingga GKI merumuskan visinya untuk tahun 2019 ini peningkatan pendidikan . Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tapi juga pendidikan on formal , informal dan lain-lain,” imbuhnya.

Pdt Rosalie mengharapkan momentum Pekabaran Injil sebagai titik awal untuk kembali membangun kesadaran dalam diri mengadirkan kerajaan Allah dalam setiap gerak dan langkah. “ Semoga bila Tuhan mengijinkan, sebagai tindak lanjut ada rencana  tahun ini bersama GKI se-Tanah Papua akan menata Bukit Aitumeri sebagai pusat religi sebagai simbol peletakan dasar membangun peradaban Papua,”“pungkasnya. 

Dalam rangka memperingati perayaan Hut Pekabaran Injil (Pi), di tanah Papua ke 164 ini , Klasis Teluk Wondama diisi dengan sejumlah kegiatan seperti perlombaan gerak jalan untuk unsur anak remaja(PAR), unsur pemuda/I (PAM), unsur persekutuan wanita(PW), unsur persekutuan bapak (PB) yang di mulai dari lokasi batu peradaban di Miei dan finis di Pelabuhan Kuripasai. Perlombaan gerakjalan di buka oleh ketua klasis GKI Wondama, dan dihadir oleh ketua panitia. Selain perlombaan gerak jalan, ada juga kegiatan parade lingkungan yang di mulai star dari depan kantor klasis Wondama.

bahkan dalam parade lingkungan tersebut, umat Kristen yang ada di klasis Wondama melakukan pengumpulan sampah-sampah  di sepanjang jalan protokol mulai depan kantor klasis di depan pelabuhan. Selain mengumpulkan sampah, dilakukan juga penanaman pohon yang di lakukan oleh ketua Klasis, bupati Teluk wondama, Danramil 1703 Wasior.

Selanjutnya pada acara syukuran HUT Pekabaran Injil ke 164 ini diselenggarakan ibadah bersama dan pembagian piala kepada pemenang lomba dan pemberian souvenir kepada peserta wisata rohani dari persekutuan Jemaat Paradoi di Waropen.adv###