Profil Lukman Abunawas, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara

Dr. H. Lukman Abunawas, SH., MH., M.Si., saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, bersama dengan Gubernur Ali Mazi selama periode 2018 -2023.

Lukman dan Gubernur Ali dipilih dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, tanggal 05 September 2018. Selain menjadi Wagub, Lukman juga sempat memimpin dua daerah Sultra dengan menjadi Bupati Kendari tahun 2003-2008, dan Bupati Konawe tahun 2008- 2013.

Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2014—2018. Dan pernah bergabung dalam Dewan Perwakilan Daerah (DPD) II Partai Golkar Konawe menjadi ketua tahun 2007 hingga 2013, serta menjabat sebagai ketua di DPD PDIP Sulawesi Tenggara tahun 2020.

Lukman Abunawas sendiri lahir di Kendari, 11 September 1958, dari pasangan Abunawas dan Hj. St. Juhariah. Lukman menghabiskan masa kecilnya di Kendari dengan bersekolah di SD Negeri Kemaraya,tahun 1969, SMP Negeri 1 Kendari tahun 1972,
dan SMA Negeri Teladan tahun 1975.

Lukman pun menempuh pendidikan ke jenjang perkuliahan Sarjana Muda (D-III) di STAIA-LAN Ujung Pandang, dan melanjutkan perkulihan Strata 1 nya di dua Universitas, yaitu Universitas Haluoleo tahun 1986 dan Universitas Sulawesi Tenggara tahun 1989.

Tak berhenti disitu saja, kegemarannya dalam mencari ilmu terus berlanjut dengan menempuh pendidikan Pasca Sarjana (S2) Universitas Hasanuddin tahun 2000, program Doktor (S3) Ilmu Management Pemerintahan, Universitas Satya Gama kerjasama IIP Tahun 2007, hingga Doktor (S3) Universitas Hasanuddin Tahun 2014.

Lukman mengaku pendidikan tak mengenal batas usia, hal tersebut terbukti saat dirinya berhasil meraih gelar magister Ilmu Hukum di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), diumurnya yang genap 62 tahun. Tak hanya itu, Ia juga meraih predikat cum laude dengan Indeks Predikat Kumulatif (IPK) sempurna yaitu 4.0.

Sebagai umat Islam, Lukman Abunawas memegang teguh pesan Rasulullah SAW yakni “Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi”, artinya tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat.

“Dalam menuntu ilmu, tidak ada batasan usia, karena pendidikan sepanjang hidup kita. Itulah yang menjadi dasar saya terus menuntut ilmu. Saya membagi waktu dalam bekerja, beribadah, keluarga dan menempuh pendidikan,” katanya.

Lukman dalam program Sultra Cerdas juga mengharapkan anak-anak muda penerus bangsa tetap bersekolah dan berprestasi. “Jika memang tidak mampu ada keterangan dari desa dan pemerintah setempat. Pasti pemerintah akan membantu, jadi tidak ada alasan lagi seseorang tidak lanjut studi”tambahnya.

Bukan hanya soal pendidikan, sepak terjangnya di dunia pemerintahan juga sangat masif, mulai dari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Maros selama 7 tahun, dari 1976 hingga 1983. Kemudian pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendari Tahun 1998-2003, serta menjadi Kepala Badan Diklat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013.(Dwi)