Sejarah Maulid Nabi yang Perlu Kamu Ketahui!

Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Lina F | Foto: Unsplash.com

Jakarta, GPriority.co.id— Rabiul Awal dalam tanggal hijriah merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, di mana disebut penuh keberkahan dan sesuai dengan perintah Allah SWT yang telah mengutusnya sebagai rahmat untuk alam semesta.

Mengutip dari Gramedia.com, Rahmat yang berarti karunia Allah SWT untuk seluruh makhluk di alam semesta. Hal itu tertulis dalam surat Al-Anbiya ayat 107 yang memiliki “Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (Menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Ahli Tafsir Al-Qur’an Prof Quraish Shihab mengungkapkan, Maulid Nabi dirayakan dengan cara meriah baru dilaksanakan pada Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa kekhalifahan Al-Hakim Billah, kutip dari Jatim.Nu.or.id.

Menurutnya, inti dari perayaan Maulid Nabi adalah memperkenalkan Nabi Muhammad SAW kepada setiap generasi.

Dalil Perayaan Maulid Nabi

Memperingati Maulid Nabi bukan hanya dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW saja. Nabi Muhammad sendiri juga memperingati hari kelahirannya dengan cara berpuasa di hari Senin.

Ketika ditanya sahabat, “Kenapa engkau berpuasa ya Rasul?”

Nabi Muhammad menjawab, “Aku berpuaasa karena di hari itu aku dilahirkan dan di hari itu pula lah aku mendapatkan wahyu pertama kali.”

Berikut ini adalah beberapa dalil syar’i peringatan Maulid dari Al-Qur’an dan Hadits.

Di antaranya adalah firman Allah dalam QS Yunus ayat 58 yang artinya, “Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabu Muhaammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan gembira” (QS. Yunus: 58).

Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW ialah dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT pada surat Yunus ayat 58 ini.

Dalam kitab Fathul Bari karangan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani, diceritakan pula bahwa Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira atas kelahran Rasulullah.