Waspada Demam Babi Afrika Masuk Sintang

Pemerintah Kabupaten Sintang mengadakan sosialisasi pengendalian dan penanggulangan penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Balai Praja, Kantor Bupati Sintang, Kamis (21/19/21).

Kegitan sosialisasi tersebut diikuti oleh Asosisasi Peternak Babi Kabupaten Sintang, dan para peternak babi, dan para pedagang babi yang ada di Kabupaten Sintang.

Berdasarkan hasil penelusuran dan laboratorium Virus African Swine Fever ini hanya menyerang ternak babi, dan tidak berpindah ke ternak lain dan juga manusia.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Elisa Gultom menyampaikan virus tersebut sangat berbahaya bagi ternak babi, sebab virus ASF dapat menyebabkan kematian babi hingga 90 persen.

“Belum ada obat ataupun vaksin untuk penyakit yang menyerang babi ini. Gejalanya ternak babi menjadi lesu, tidak mau makan, demam, diare, muntah, bintik-bintik merah di kulit,” jelasnya.

Kejadian di Sintang mulai terdeteksi pada 9 September 2021, Elisa menjelaskan bahwa pada 15 September 2021 pihaknya sudah mengambil tindakan berupa investigasi dan pengambilan sampel. Dan pada 1 Oktober 2021, hasil laboratorium keluar dan dinyatakan positif tertular virus ASF.

“Kami sudah melakukan langkah untuk mengendalikan virus ASF dengan memberikan surat kewaspadaan kepada masyarakat di desa dan kelurahan yang ada ternak babinya. Kami juga melakukan sosialisasi dan penyuntikan serum konvalesen, kami sudah mendapatkan bantuan serum dari pemerintah pusat sebanyak 276 botol,” katanya.

Munculnya virus tersebut, dikhawatirkan memberikan dampak yang besar bagi para peternak maupun bagi masyarakat yang memerlukan daging babi.

Elisa Gultom mengatakan bahwa populasi babi di seluruh kecamatan ada 67. 505 ekor. Untuk Kecamatan Sintang yang menjadi wilayah pandemic virus ASF, total sudah 151 ekor yang sudah tertular virus ASF yang ada di 5 desa dan kelurahan. (Dw.foto.dok.Humas Sintang)