Ikan endemik adalah ikan yang hanya bisa ditemukan di perairan tertentu saja, salah satunya Sumatera Selatan.
Namun sayangnya, di Sumatera Selatan (Sumsel) populasi ikan endemik jumlahnya semakin berkurang dan terancam punah. Menyadari ikan endemik di Sumsel semakin berkurang dan terancam punah, Arif Wibowo yang menjabat sebagai Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang tergerak untuk menyelamatkan ikan endemik dari kepunahan. Model yang digunakan untuk penyelamatan tersebut adalah Special Area for Conservation and Fish Refugia (Speectra).
Speectra adalah model pengelolaan perikanan terintegrasi yang diaplikasikan di rawa banjiran. Ini juga menjadi state of the art penelitian ikan rawa banjiran. Speectra dikembangkan untuk menjaga keberlangsungan biodiversitas dan peningkatan produksi ikan perairan darat. Inovasi ini memungkinkan indukan ikan untuk tetap berada dalam Speectra, sementara anakan ikan akan secara alami dipandu untuk keluar dari sistem melewati kanal menuju Sungai Musi.
Terdapat dua alat tangkap yang digunakan di dalam Speectra yakni injab dan pengilar. “ Injab akan membuat induk ikan tetap berada dalam sistem dan hanya meloloskan anakan ikan. Sedangkan pengilar membuat peneliti dapat menghitung jumlah biomass, komposisi, dan dinamika larva ikan yang keluar dari sistem,” tegas Arif.
Selain itu agar kelestarian ikan endemik dapat terjaga, di bawah komando Arif, BRPPUPP Palembang membangun taman perikanan (fisheries park) di Desa Patra Tani, Kabupaten Muara Enim. “Model ini kita usung untuk menyelamatkan ikan ekonomis penting seperti ikan belida (Chitala hypselonotus), ikan gabus (Channa striata), dan ikan toman merah (Channa moruloides),” ujar pria kelahiran 26 Desember 1977 ini.
Berkat inovasi yang dilakukannya, Arif Wibowo pun diundang kementerian PANRB untuk menerima piala Adhigana dalam Ajang Anugerah ASN 2020 kategori PNS Inspiratif.(Hs.Foto.dok. Humas Kementerian PANRB)