Jakarta, GPriority.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mendapat kritik usai menyebut ojol dilarang dapat subsidi BBM.
Sebelumnya, Bahlil mengungkap skema subsidi BBM baru untuk 2025 yang menggabungkan subsidi langsung melalui bantuan tunai (BLT) dan subsidi barang.
Dalam skema tersebut, pengemudi ojek online (ojol) tidak termasuk penerima subsidi BBM karena aktivitas mereka dikategorikan sebagai bisnis, bukan konsumsi pribadi.
“Ojek (online) kan dia pakai untuk usaha. Lho iya dong, masa usaha disubsidi?,” ujar Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil juga menyoroti bahwa sebagian besar pengemudi ojol tidak menggunakan kendaraan pribadi, melainkan menyewa motor dari pihak lain.
Berkat alasan tersebut, menurutnya subsidi dianggap tidak relevan untuk mendukung usaha komersial mereka.
Keputusan ini menuai kritik dari Ketua Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono, yang memperingatkan potensi aksi protes besar-besaran dari sekitar 4 juta pengemudi ojol di Indonesia.
Igun menegaskan bahwa sejak 2018 pihaknya telah mendesak pemerintah untuk melegalkan ojol sebagai transportasi publik, namun belum ada langkah konkret.
Penolakan subsidi BBM bagi pengemudi ojol dinilai tidak adil dan berisiko memicu gerakan massa yang menuntut kebijakan lebih berpihak pada mereka.
Subsidi BBM Diberikan Bagi Angkutan Umum
Sebagai informasi, Balil Lahadalia juga menegaskan jika subsidi BBM diberikan bagi kendaraan ber-plat kuning, atau angkutan umum.
Salah satu tujuannya, yaitu untuk memastikan agar tarif transportasi umum tetap stabil.
“Yang berhak menerima subsidi adalah kendaraan yang berpelat kuning. Angkot, transportasi, supaya apa? Harganya, transportasinya enggak boleh naik. Harga angkutannya enggak boleh naik. Kalau angkutan barang yang berpelat hitam, ya ubah ke pelat kuning. Karena kita kan ingin memberikan ini kan kepada yang berhak,” jelas Bahlil pada Rabu (27/11), seperti dilansir dari Kompas.
Bahlil juga menekan pentingnya penyaluran BBM subsidi yang tepat sasaran.
Dirinya juga memberikan kritik kepada kendaraan ber-plat hitam yang juga mendapatkan subsidi BBM.
“Enggak enak dong pelat hitam dapat (subsidi) ternyata yang dia urus bukan angkutan umum, dia angkutan tambang dia, atau angkutan sawit, atau angkutan barang pabrik. Masa dikasih solar atau kasih minyak subsidi,” tutur Bahlil.
Foto : BPMI Setpres RI