Penulis : Haris | Editor : Lina F | Foto : dok. Pribadi
Melalui program unggulan bernama EcoRanger, Greeneration Foundation bekerja sama dengan Bank Mandiri meluncurkan program Waste to Energy di Kabupaten Banyuwangi.
Program yang telah bergulir sejak 2022 ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di daerah Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar gas alam.
Rangkaian acara bertajuk “EcoRanger: Waste to Energy Dissemination” digelar sebagai perayaan dalam memperingati Hari Strategi Konservasi Sedunia sekaligus memperkenalkan pencapaian program.
Acara hari pertama (15/3) bertempat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dibuka secara resmi dengan sambutan Kepala Dinas Pariwisata, Setelah pemaparan hasil program Waste to Energy, dilakukan seremonial serah terima fasilitas biogas dan 1 rumah BSF kepada penerima manfaat, serta penyerahan trofi sebagai simbolisasi berdirinya Emvitrust Indonesia untuk Sentra Kelola Sampah (SEKOLA).
Sementara, untuk hari kedua (16/3) diisi dengan kunjungan ke instalasi biogas, kebun buah naga, dan Sentra Kelola Sampah serta ditutup dengan aksi penanaman pohon di area Dusun Pancer.
Area Head Jember Bank Mandiri, Bambang Purnomo Poncokaryo mengatakan Bank Mandiri mendukung penuh kegiatan EcoRanger sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, hal ini didukung dengan kesamaan visi untuk Bank Mandiri menjadi mitra eksklusif EcoRanger melalui program Waste to Energy dengan harapan lingkungan yang kondusif dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.
“Sejalan dengan komitmen kami untuk membangun keberlanjutan bisnis dan sosial yang saling menguntungkan, program ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat di daerah pariwisata untuk menangani pengelolaan sampah,” ujar Bambang dalam keterangan resminya.
Fahrian Yovantra selaku Head of Program Division Greeneration Foundation mengapresiasi langkah Bank Mandiri dalam mendukung upaya konversi Waste to Energy dalam program EcoRanger di Banyuwangi.
“Lebih dari 250 ton kilogram sampah berhasil kami kelola menjadi berbagai produk bernilai baik, seperti maggot BSF untuk peternakan, biogas untuk alternatif gas di rumah tangga, bio slurry sebagai pengganti pupuk untuk membantu pertanian warga, dan sebagainya,” ucap Rian.
Program EcoRanger ini sudah berjalan selama 1 tahun bersama Bank Mandiri yang memiliki tiga hal utama yang sesuai dengan Greeneration yang dijelaskan oleh Nur Almira Rahardyan, selaku Community Empowerment Project Leader. “Selain hasil yang sudah dicapai, program Waste to Energy EcoRanger bersama Kabupaten Banyuwangi dan didukung oleh Bank Mandiri ini juga memiliki semangat pada tiga fokus Greeneration Foundation, yakni pariwisata berkelanjutan, pengelolaan sampah bertanggung jawab, dan pemberdayaan masyarakat, yang kali ini diwujudkan melalui kolaborasi dengan Kabupaten Banyuwangi,” tutur Almira
Sejauh ini, sebanyak 250 ton sampah yang telah dikelola terbagi kedalam beberapa program yang sudah dijalankan. Tujuannya untuk mengelola sampah yang ada di kawasan pariwisata Banyuwangi. Di antaranya, lebih dari 27.100 kilogram dikelola dalam tiga program kerja utama.
Pertama, optimasi maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk mempercepat penguraian sampah. Berdasarkan data dari program EcoRanger, maggot BSF telah berhasil menguraikan 11.406 kg sampah organik menjadi kasgot. Maggot BSF juga dijual kepada peternak untuk menambah pendapatan serta sebagai pakan ikan. Tak hanya itu, program kedua yakni produksi biogas dengan memproses sampah organik di dalam alat bernama biodigester yang telah mengkonversi 15.720 kg sampah organik menjadi alternatif LPG hingga 50 persen. Kemudian, sampah lainnya yakni sebanyak lebih dari 222 ton dikelola melalui recycling, compost, dan residu.
Program ketiga yakni pengelolaan sampah berkelanjutan dengan melegalisasi EcoRanger Banyuwangi menjadi Emvitrust Indonesia. Setelah berhasil dalam program Waste to Energy, tim EcoRanger Banyuwangi yang didirikan pada tahun 2018 kini bertransisi sebagai lembaga baru yang independen. Beberapa pengembangan antara lain meliputi layanan pengelolaan sampah, wisata edukasi, serta program training dan consulting di daerah pariwisata.
Siti Muyasaroh, Direktur Eksekutif Emvitrust membagikan visi dari Emvitrust sendiri yang unggul dan adaptif dengan situasi dan kondisi saat di lapangan. “Kami sadar bahwa kondisi serta permasalahan tentang sampah dan pariwisata sangat dinamis. Tren dan isu yang terus berkembang dan berubah-ubah menjadi bekal kami dalam memperkuat kualitas Emvitrust dari segi adaptasi terhadap perubahan di lingkungan,” ucap Siti.
“Kami berharap kerjasama ini akan menjadi langkah awal dalam pengembangan energi terbarukan serta pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Terlebih dengan pemberian biogas ke masyarakat setempat, diharapkan bisa menjadi alternatif gas alam untuk jangka panjang,” lanjut Bambang.
Adapun dalam skema pengelolaan sampah berkelanjutan, EcoRanger melakukannya dalam empat tahap. Pertama-tama, sampah dikumpulkan dan dilakukan pemilahan oleh Sentra Kelola Sampah (SEKOLA) menjadi sampah organik dan anorganik. Kedua, pengangkutan sampah. Ketiga, dilakukan kembali pemilahan sampah oleh tim operasional. Dan terakhir adalah pengolahan sampah dengan memanfaatkan maggot BSF dan pembuatan biogas.