Mengenal Loods Pasa Bawah Bukittinggi, Ada Sejak Zaman Belanda

Kota Bukittinggi, Sumatra Barat memiliki pasar tertua dan sangat bersejarah yaitu Pasa Bawah, yang berada di bawah bukit Kandang Kabau dimana Pasa Ateh berada.

Pasar yang didirikan sejak zaman Belanda ini bersebelahan dengan Pasa Banto yang sekarang telah berdiri bangunan Banto Trade Centre. Dan juga bersebelahan dengan Kampung Tangah Sawah yang terkenal sebagai kampungnya Nyiak Djambek (Syekh Djamil Djambek).

Pasa Ateh dan Pasa Bawah dihubungkan oleh sebuah jalur pejalan kaki (pedestrian) yang kini berubah menjadi Pasa Lereng.

“Dahulu merupakan jalan tempat para pedagang dan masyarakat berlalu lintas. Pada jalan ini dibuat sebuah jembatan penyeberangan yang langsung menuju ke Pasa Bawah. Jembatan tersebut dikenal dengan “Janjang Gantuang”,” tulis akun Instagram @pemko_bukittinggi.

Loods atau yang kini biasa dikenal los, memiliki ciri khas bangunan yang beratapkan seng, ditopang oleh tiang baja, serta keseluruhan struktur bangunannya terbuat dari besi.

Tempat ini juga tidak memiliki dinding, bebas terbuka, dan para pedagang menggelar dagangannya. Terdapat banyak Loods di Pasa Bawah namun tentunya tidak sebesar dan semegah bangunan yang terdapat di Pasa Ateh pada masa dahulu.

Meskipun begitu, masyarakat masih bisa menyaksikan peninggalan zaman kolonial di Pasa Bawah, sedangkan di Pasa Ateh bangunan Loods sudah semenjak tahun 1970an digantikan dengan bangunan dari beton.

Beberapa bangunan Loods di Pasa Bawah seperti Loods Maco, Loods Dagiang, Loods Karambia, Loods Lado, Loods Jualan Mudo, dan beberapa Loods yang lain.

Untuk saat ini, rangka bangunan masih bertahan, namun pada bagian atap tampak beberapa bangunan loods sudah mengalami penggantian dan penambahan.

“Bangunan loods yang sebenarnya terpisah kini terlihat menyatu karena ditambah dengan pemasangan atap yang membuat masing-masing loods terlihat menyatu. Hampir seluruh loods bangunan bersejarah itu tidak lagi dikenali,” tutupnya. (Dwi.foto.dok.ig @pemko_padang)