Pahami Gejala Autisme Ekolalia Lewat Karakter Woo Young Woo Drakor Extraordinary Attorney Woo

Jakarta, GPriority.co.id – Pada serial drama Korea Extraordinary Attorney Woo tokoh utama wanita Woo Young Woo sering kali mengulang perkataan lawan bicaranya. Kebiasaannya itu sering terjadi dan terkadang ia dilarang melakukan hal itu di lingkungan kerja lantaran terdengar aneh.

Woo Young Woo adalah pengacara pemula yang menyandang autism spectrum disorder (ASD). Perilakunya yang sering mengulang perkataan orang lain merupakan salah satu gejala umum pengidap autisme. Hal tersebut dikenal dengan ekolalia atau echolalia.

Melansir dari laman The Hanen Centre, ekolalia atau echolalia adalah kondisi medis pada penderita autisme mengulang kata, suara, atau frasa yang mereka dengar dari video, rekaman, ataupun ucapan orang lain.

Sebenarnya ekolalia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang setiap anak pada tahap belajar bicara. Kebiasaan ekolalia akan berkurang seiring bertambahnya usia, biasanya akan hilang saat anak usia 2 – 3 tahun.

Namun berbeda ekolalia pada anak dengan autisme yang tidak akan hilang saat usia tersebut, malah justru akan sering terjadi. Para ahli menyebutkan bahwa ekolalia justru menjadi salah satu cara anak autisme untuk belajar dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Melansir dari hellosehat, ekolalia pada autisme dibagi menjadi dua yaitu:

1. Ekolalia langsung. Mengulang perkataan secara langsung dari suara yang baru saja di dengar. Jenis ini merupakan cara mereka untuk mengatakan pada orang lain kalau ia sedang mencerna kalimat tersebut. Dalam drama Korea Extraordinary Attorney Woo, Woo Young Woo sering sekali melalukan hal ini ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain.

2. Ekolalia tidak langsung. Tentunya kondisi ini sesuai dengan namanya yaitu mengulang perkataan yang di dengar namun tidak langsung ditirukannya. Ada jeda beberapa saat setelah ia mendengar kalimat dari orang lain. Bahkan setelah setahun setelah ucapan yang ia dengar dapat terucap kembali kapan saja.

Adapun perbedaan ekolalia pada anak autisme atau anak normal lainnya yang sedang tahap belajar bicara. Ekolalia pada anak autisme akan dicukapkan kembali dengan intonasi yang datar dan kaku seperti robot, ia tidak menunjukkan ekspresi dan tidak melakukan kontak mata secara langsung (tampak tidak fokus), tidak dapat menafsirkan perkataan orang lain, serta tidak melanjutkan atau melakukan seuai ucapan yang dimaksud dan hanya mengulangnya saja.

Ekolalia memiliki penanganan khusus untuk mengatasinya. Tentunya ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter terapi wicara guna mendapatkan arahan dan penanganan yang tepat. (Gs)