Pj. Bupati Aceh Tamiang Sebut Sampah Bisa Dijadikan Alternatif sebagai Penghasilan Tambahan

Penulis : Zulfitra | Editor : Dimas A Putra | Foto : Zulfitra

Aceh, GPriority.co.id – Penjabat Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman menyebut, sampah-sampah yang ada dilingkungan tempat tinggal kita dan selama ini dianggap tidak berguna sebenarnya bisa menghasilkan cuan jika masyarakat tau dan mau memanfaatkan serta mengelolanya.

Menurutnya, sampah organik maupun non organik, keduanya bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Karena, limbah rumah tangga itu memiliki nilai jual.

Sebagai contoh, ia mengatakan yaitu limbah non organik. Hampir semua jenis limbah tersebut laku untuk di jual kembali. Dari limbah plastik, kaleng, hingga almunium, yang kesemuanya itu selalu dihasilkan dari rumah tangga.

“Botol-botol minuman ataupun kebutuhan lain menggunakan kemasan, limbahnya jangan dibuang. Dikumpulkan, setelah banyak dapat dijual dan menghasilkan uang,” kata Meurah Budiman ketika melakukan sosialisasi kepada petugas kebersihan terkait pentingnya proses pemilahan sampah di Tugu Pusat Kota Kualasimpang, Sabtu, (21/10).

Meurah mengaku, sampah masih menjadi problem hampir disetiap daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang. Disamping jumlah sampah yang dibuang dalam jumlah besar setiap harinya, sampah umumnya masih bercampur aduk antara organik dan nonorganik.

Atas dasar tersebut, Pj Bupati Aceh Tamiang menilai pihaknya juga perlu untuk melakukan sosialisasi kepada petugas kebersihan tentang pentingnya proses pemilahan sampah.

Tujuannya, agar petugas kebersihan bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pemanfaatan sampah diluar gaji pokok yang sudah mereka terima instansi Dinas Lingkungan Hidup kabupaten itu.

“Alangkah bagusnya dengan adanya tambahan pendapatan ini. Dan saya kira itu juga nantinya akan menjadi penyemangat dalam bekerja hingga tuntas disamping penghasilan tetap yang sudah didapat di Instansi DLH,” katanya.

Jika memiliki kemauan, Meurah memperkirakan tiap satu orang petugas kebersihan kemungkinan bisa saja mendapatkan kisaran satu kilogram atau lebih sampah non organik sepanjang lokasi tempat mereka bekerja setiap harinya untuk selanjutnya dibawa pulang dan dikumpulkan terlebih dahulu.

“Dan sekiranya sudah cukup banyak, bisa langsung dijual dan pastinya dapat uang,” katanya.

Tak hanya itu, dalam kegiatan sosialisasi tersebut, Meurah Budiman juga menyampaikan apresiasi dirinya kepada seluruh petugas kebersihan disana atas pengabdian mereka untuk Kabupaten Aceh Tamiang karena telah bekerja dengan ikhlas.

Lebih jauh, Pj Bupati Aceh Tamiang menuturkan jika kebersihan sendiri merupakan barometer utama, dan menjadi indikator penting untuk digunakan sebagai alat ukur penilaian suata daerah. Atas dasar tersebut, program sampah kini menjadi penting dan dijadikan bahan penilaian evaluasi.

Untuk itu, Meurah mengajak seluruh masyarakat Aceh Tamiang untuk dapat membantu mengurangi volume sampah di kabupaten itu. Diantaranya dengan melakukan pemilahan jenis sampah, antara organik dan non organik sebelum membuangnya di tempat pembuangan.

“Mari sama-sama kita mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah, sehingga dapat memudahkan proses pengelolaannya. Dan untuk menciptakan Kabupaten Aceh Tamiang bersih dari sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh tamiang, Syurya Luthfi mengatakan jika DLH telah membuat inovasi atau program terkait upaya menekan volume sampah di lokasi pembuangan akhir sampah di kabupaten itu.

Program pemilahan sampah antara organik dan non organik itu juga sudah dilaporkan ke Penjabat Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman.

“Tujuan dilakukannya itu guna menekan atau mengurangi jumlah sampah,” kata Syurya Luthfi.

Selanjutnya, agar inovasi dapat berjalan lancar kedepannya, Syurya menyebut jika pihaknya juga akan melibatkan langsung masyarakat.

Ia optimistis program ini dapat berjalan dan berkembang kedepannya. Sehingga upaya untuk mengurangi volume sampah setiap harinya terwujud demi pemeliharaan kebersihan lingkungan di Bumi Muda Sedia.

“Ini menjadi salah satu langkah pengurangan sampah dan terutama mengurangi beban TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang kapasitasnya sudah mencapai overload,” kata Syurya.

Syurya mengungkapkan, program ini sendiri saat ini sudah mulai berjalan sejak, 17 Oktober 2023 lalu, di dua wilayah Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Yakni wilayah Kecamatan Kota Kualasimpang, dan Karang Baru.Dan saat ini jumlah sampah non organik yang sudah terkumpul dan dipilah, Syurya menyebut sudah sebanyak 1 ton.

“Sementara, untuk kecamatan lainnya saat ini hanya tinggal menunggu proses penjemputan saja,” katanya.