Jakarta, GPriority.co.id – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyinggung tentang kebijakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang diterapkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Ganjar menyampaikan bahwa pentingnya kehati-hatian negara dalam hal berutang, terutama terkait dengan infrastruktur yang memiliki risiko tinggi. Ia menyoroti bahwa banyak negara mengalami kegagalan akibat beban utang yang berlebihan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Eks Gubernur Jawa Tengah, ia mengungkapkan pandangannya terkait sistem pertahanan Indonesia yang saat ini mengandalkan utang dan melakukan pembelian alat utama sistem persenjataan alutsista bekas di luar Negara.
“Jadi mohon maaf kaitan dengan utang, no utang, no usang, sehingga alutsista kita betul-betul kita lakukan transfer of technology dari dalam negeri,” ungkap Ganjar saat debat ke-3 Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Ganjar menyatakan bahwa kebijakan membeli alutsista dengan berutang dapat memiliki dampak yang merugikan. Pernyataan ini muncul setelah ia membaca buku “Confessions of an Economic Hit Man” yang ditulis oleh John Perkins dan diterbitkan pada tahun 2004.
“Utang-utang itu memang bisa mematikan, maka hati-hati kalau mau utang, terutama pada infrastruktur yang punya risiko tinggi,” kata Ganjar,” kata Ganjar.
Pada kesempatan tersebut, ia mengungkapkan kritiknya bahwa Pemerintah perlu melakukan perhitungan yang tepat dan cerdas saat membeli alutsista. Menurutnya, sebuah negara pernah mengalami kegagalan karena beban utang.
“Namun demikian, kalau mau memakai kekuatan dalam negeri wajib hukumnya kita mendorong ekonomi tumbuh 7 persen. Kemudian governance berjalan bisa dengan baik, maka ICOR bisa turun 4 persen. Dan kemudian kita mesti betul-betul antikorupsi. Kalau itu tidak dilakukan, maka tidak tumbuh ekonomi yang ada di tempat kita,” ungkapnya.
Dengan merujuk pada fakta tersebut, Ganjar menegaskan bahwa kebijakan strategis ke depan akan mengalami perubahan arah. Dalam upaya memperkuat pertahanan dan keamanan, ia memastikan bahwa hal tersebut didasarkan pada perencanaan yang teliti dan stabil.
“Salah satu upaya itu adalah dengan memperkuat industri pertahanan dalam negeri ialah, Tank bakal diproduksi Pindad, Kapal Freegat oleh PAL, sedangkan sistem Siber ada LEN,” tegas Ganjar.
Dengan itu, Ganjar optimis dapat meningkatkan kekuatan sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia.
“Alhasil, kita bisa bangun dengan No Utang, No Usang,” sambungnya.
Foto: Hilal