Dua bulan lebih tidak mendapatkan penghasilan, Algi (27), seorang fotografer wedding organizer kini beralih menjadi pengemudi ojek daring.
Algi, warga Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, sudah tiga bulan lamanya menggeluti sebagai ojek daring yang menjadi mata pencaharian utama akibat pandemi covid 19. Sebelumnya, ia bekerja wedding organizer sebagai fotografer.
Hari demi hari yang semakin sulit ini membuat para wedding organizer harus memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan. Algi sudah menggeluti bidang fotografer kurang lebih 7 tahun. Ini membuatnya yakin bahwa pekerjaan ini sangat menyenangkan karena pekerjaan ini adalah hobinya. Menggandalkan keahlian yang ia pelajari otodidak di internet dan sharing dengan teman-teman satu hobi, tak disangka, pekerja ini menjadi penghasilan sehari-hari. Pendapatan yang didapatkan cukup untuk diri sendiri dan diberikan kepada orangtua.
“Sebelum datangya pandemi ini banyak sekali panggilan yang ia dapat karena setiap seminggu atau sebulan orang-orang yang menikah sangat membutuhkan juru kamera untuk mengabadikan momen yang sakral ini,” tutur Algi saat diwawancarai pada Senin (25/5).
Namun, datangnya pandemi Covid 19 ini berpengaruh besar terhadap segala bidang, salah satunya bidang fotografi. Sudah dua bulan lebih ia tidak mendapatkan penghasilan karena pemerintah melarang adanya keramaian salah satunya adalah pernikahan karena dapat menggundang banyak orang. Bila berani mengadakan pernikahan, pesta pasti dibubarkan secara paksa oleh polisi. Amat sulit melihat keadaan seperti ini di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang bergantung sebagai pekerja lepas harian.
Masyarakat pun mulai menunda pernikahan karena pandemi ini. Awalnya, banyak klien yang akan akan menikah pada bulan Mei. Akhirny, pesta dialihkan menjadi bulan Juni atau menunggu berakhirnya pandemi ini meski mereka tidak tahu waktu pandemi ini akan berakhir. Karena tidak mendapatkan penghasilan, Algi pun mendapatkan dampak yang begitu luar biasa. Ia harus berjuang mencari pengganti penghasilan dari fotografer kini harus menjadi pengemudi ojek daring.
Menjadi pengemudi ojek daring sungguh lumayan karena bisa mendapatkan uang untuk keperluan sehari-hari. Namun, ada yang berbeda dari aplikasi sekarang. Dalam aplikasi sekarang, para pengemudi ojek daring tidak diperbolehkan untuk mengangkut penumpang. Mereka hanya diperbolehkan mengambil pesanan makanan. Hal ini tidak membuat Algi berkecil hati meski pesanan makanan tidak terlalu banyak saat pandemi ini. Dalam sehari, ia hanya mendapatkan Rp50 ribu. Itu pun tidak menentu karen persaingan sesama pengemudi ojek daring.
Tidak ada bantuan dari pemerintah yang diterima Algi. Namun, ia tidak terlalu berharap pada bantuan pemerintah. Hal yang ia pikirkan adalah ia harus mencari rejeki tambahan hingga situasi kembali normal.(Aditya Ilham Kurnia,Mahasiswa Sastra Indonesia FISIB Universitas Pakuan)