Waktu telah menunjukan pukul tiga sore, langit mulai mendung, awan kelabu berarak mengiring. Jepri (24) melihat polos ke angkasa. Raut cemas terbesit di wajahnya.
Sore itu, Senin (28/4), Jepri, warga Ciapus, Bogor, duduk termenung sambil mengawasi dagangannya. Tidak banyak pelanggan yang membeli dagangannya, yakni es kelapa muda.
“Seperti hari-hari biasa semenjak datangnya virus corona yang menyebabkan lockdown dalam segala aktifitas jualan es kelapa saya sangat menurun,” tuturnya. di Jalan Batu Gede Ciapus.
Ia mengeluhkan adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Pembatasa Sosial Bersekala Besar (PSBB) memengaruhi omzet penjualan dagang es kelapa. Padahal, pada es kelapalah ekonomi keluarganya bertumpu. Sejak tiga tahun lalu, pria asal Bogor itu telah berjualan es kelapa di sisi Jalan Ciapus, Batu Gede. Ia menyiapkan tabungan untuk bisa menghidupi keluarganya guna membutuhi kelengkapan yang terkadang datang mendadak.
Lelaki yang biasanya disapa Akang Jepe itu menuturkan, pendapatan di tengah wabah covid-19 turus drastis. Pada hari biasa sebelum adanya Covid-19, ia bisa menjual 100-150 gelas, pada PSBB ini, es kelapa muda hanya terjual 50-30 gelas per hari. Harga per gelas es kelapa Jepri Rp5.000.
Padahal, sejak pukul tujuh pagi, Jepri telah sibuk di dapur rumahnya di Kampung Pasir Peurih, Kecamatan Tamansari, Bogor. Bersama adiknya, ia mempersiapkan dagangan yang akan ia jajakan di sekitar Jalan Ciapus Batu Gede.
“Kalo keadaan sebelum Covid-19, saya biasa suka memasok pesanan ke pedagang keliling tapi di karenakan adanya wabah ini pedagang keliling yang biasanya memesan kelapa sekarang tidak ada karena kegiatan pemerintah yang menyuruh diam di rumah,” tuturnya.
Pada kondisi sekarang banyak kegiatan yang terhambat dan mengakibatkan ekonomi menurun sangat drastic. Semua orang diperintahkan berdiam diri di rumah guna memutus rantai menyebarnya Virus Covid-19.
“Ya mau bagaimana lagi kita tidak bisa menghindari kenyataan ini walau sedang masa pandemi berlanjut hasil jual es kelapa saya masih laku walaupun omset nya menurun , harapan dan doa saya kepada Tuhan agar kondisi ini cepat membaik dan berjalan normal kembali,” kata Jepri sambil tersenyum.( M Insan Kamil,Mahasiswa Sastra Indonesia FISIB Universitas Pakuan)