Cerita Legenda Mandalika Belum Banyak yang Paham

Jakarta,Gpriority.co.id-MotoGp yang digelar di Mandalika menjadi kenangan manis bagi para pembalap.

Untuk itulah Mandalika kembali menjadi salah satu destinasi yang akan dikunjungi oleh para delegasi G20.

Namun tahukah Anda kenapa daerah tersebut dinamakan Mandalika? Berdasarkan laman resmi kemendikbud, dinamakan Mandalika karena di wilayah tersebut pernah tinggal seorang putri raja bernama Mandalika.

Mandalika merupakan putri dari dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Raja ini terkenal karena kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup makmur.

Putri Mandalika hidup dalam suasana kerajaan yang damai dan tentram. Tak ayal ini menjadikan Mandalika tumbuh menjadi gadis cantik yang baik hati sehingga banyak pria muda jatuh cinta padanya. Tak hanya itu banyak pangeran dari semua kerajaan ingin menikahinya. Satu demi satu, mereka datang untuk melamarnya.

Putri Mandalika yang baik dan benci membuat orang sedih menjadi sangat bingung. Karena dia tidak bisa memutuskan, dan dia juga tidak ingin membuat mereka sedih.

Hal ini pun diutarakan kepada ayahandanya. Sang raja kemudian mengadakan kompetisi di pantai Seger Kuta, Lombok. Dia meminta semua pangeran untuk mengambil bagian dalam kompetisi memanah. Aturannya sederhana, siapa pun yang menembak sasaran dengan sempurna, ia bisa menjadi suami dari putrinya yang cantik.

Satu per satu, semua peserta mencoba yang terbaik. Mereka semua ingin menjadi pemenang. Setelah beberapa kali, tidak ada pemenang.

Karena tidak ada seorang pun yang menjadi pemenang, maka mereka mulai berdebat. Mereka mengaku sebagai yang terbaik. Argumen itu semakin panas. Akhirnya, mereka semua berkelahi. Segera, pertempuran menjadi lebih besar. Dan bahkan seperti perang, karena semua pangeran membawa prajurit mereka dalam kompetisi memanah.

Putri Mandalika benar-benar khawatir. Dia tidak ingin perang menjadi lebih besar dan melukai banyak orang. Akhirnya, dia punya ide.

“Semua orang, dengarkan! Aku tahu kalian semua mencintaiku dan ingin aku menjadi istrimu. Tapi aku tidak bisa menjadi istri kalian. Aku tidak ingin kalian bertarung karena aku. Dan aku tidak ingin kalian bersedih juga. Aku ingin kalian semua memiliki aku, tetapi tidak sebagai istrimu. Aku ingin menjadi seseorang yang semua orang bisa miliki. Aku ingin berguna untukmu. Aku ingin menjadi nyale yang kalian semua bisa nikmati bersama, “kata Putri Mandalika.

Raja dan semua orang di pantai tidak mengerti apa yang dia maksud. Raja kemudian mendatanginya. Tetapi sebelum dia mendekati putrinya, Putri Mandalika melompat ke laut. Dia menghilang dalam gelombang besar.Hal itu membuat kekacauan di pantai. Orang-orang berteriak. Semua pangeran mencoba berenang untuk menemukan sang putri. Tapi tidak ada yang berani melompat di laut, ombaknya terlalu tinggi.

Setelah beberapa jam berusaha mencari sang putri, tiba-tiba mereka menemukan banyak cacing laut di pantai. Raja kemudian menyadari bahwa putrinya telah kembali sebagai cacing laut. Belakangan dia menamakan cacing itu sebagai nyale .

Sampai sekarang, orang-orang di Lombok selalu berusaha menangkap nyale. Nyale sangat lezat dan itulah sebabnya semakin banyak orang datang ke Lombok untuk menangkapnya. Namun, mereka tidak dapat menangkapnya kapan saja mereka mau. Mereka hanya dapat menemukannya setahun sekali, pada bulan Februari atau Maret. Tradisi menangkap cacing laut disebut Bau Nyale .(Hs.Foto.Istimewa)