Cerita Mistis Pasar Setan Gunung Lawu, Transaksi Jual-Beli dengan Setan

Jakarta,GPriority.co.id – Mendaki gunung merupakan kegiatan yang menyenangkan sembari menenangkan pikiran di tengah kesibukan sehari-hari, namun apa jadinya jika mendaki ke gunung yang memiliki banyak cerita mistis.

Gunung Lawu adalah gunung yang berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah) dengan Kabupaten Magetan (Jawa Timur). Gunung ini dikenal memiliki pemandangan yang indah dan banyak dijadikan objek pendakian.

Menurut warga sekitar dan kisah-kisah para pendaki, Gunung Lawu menyimpan beberapa kisah mistis di dalamnya, salah satunya adalah Pasar Setan Gunung Lawu.

Keberadaan Pasar Setan ini digambarkan dengan wujud tumpukan bebatuan. Para pendaki yang mengalami kejadian aneh di Gunung Lawu bercerita jika kegiatan pasar setan ini sama seperti pasar pada umumnya dengan keramaian pembeli dan pedagang.

Kegiatan Pasar Setan Gunung Lawu biasanya terjadi pada malam hari, khususnya malam Jumat. Sejumlah pendaki dan masyarakat sekitar menuturkan jika ada yang melewati pasar setan tersebut dan mendengar suara pedagang bertanya “mau beli apa?”, diharuskan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu, harus mengambil sesuatu yang ada disekitar seperti batu atau daun dan melemparkan uang ke arah sumber suara. Konon jika tidak melakukan ‘transaksi jual-beli’ dengan mereka, maka akan ditimpa kesialan selama berada di Gunung Lawu.

Beberapa pendaki yang melanggar pantangan ini dikabarkan sempat tersesat sampai hilang diculik ke dimensi lain. Para pendaki dan masyarakat setempat diketahui dapat merasakan bagaimana makhluk gaib bertransaksi jika berada di lokasi tersebut.

Lokasi Pasar Setan Gunung Lawu diyakini berada di sekitar jalur pendakian Gunung Lawu dari Candi Cetho. Jalur ini terkenal cukup terjal dan sulit dilalui karena sering diselimuti kabut. Ada banyak cekungan yang sering membuat pendaki bingung hingga tersesat.

Pasar setan sebenarnya merupakan sabana di jalur pendakian Candi Cetho di Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Di tempat itulah sejumlah pendaki mengaku pernah mendengar suara riuh layaknya di pasar. (Hn.)