Desa Troso Yang Mendunia

Indonesia dengan keanekaragaman alam dan budaya yang mempesona sudah tidak diragukan lagi di kancah internasional, dengan keunikan dari berbagai suku yang ada di Indonesia melahirkan begitu banyak budaya, adat-istiadat, kepercayaan, cerita sejarah serta bentangan alam yang mampu membuat siapa pun berdecak kagum. Ciri khas budaya Indonesia yang begitu kental merupakan warisan budaya yang bernilai historis tinggi, warisan budaya yang merupakan identitas bangsa yang patut kita banggakan dan kita lestarikan.

Desa Troso yang terletak di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara Jawa Tengah merupakan salah satu penghasil kain tenun di Indonesia, mungkin masih banyak kain tenun lainnya seperti Songket, Ulos, Larik dan sebagainya. Diantara banyak industri tekstil yang memproduksi dengan mesin, Desa Troso tetap mempertahankan kualitas handmade ditenun murni dengan tangan sendiri dan dengan bantuan alat tenun tradisional. Kain Tenun Troso pun memiliki kelebihan tidak mudah luntur, awet dan tahan lama. Keterampilan warga Desa Troso membuat kain tenun ikat telah ditekuni sejak tahun 1935, kemudian pada tahun 1946 warga Desa Troso beralih membuat tenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Satu orang pengrajin Kain Tenun Troso biasanya menghasilkan 1 meter x 1 meter Kain Tenun Troso  dalam waktu 3-4 hari pengerjaan. Motif dan corak khas yang masih dipertahankan yaitu motif yang bernuansa etnik, tradisional, klasik, dan unik. Namun demikian Kain Tenun Troso tidak ketinggalan dengan motif-motif kontemporer modern. Sejauh ini, Kain Tenun Troso telah menghasilkan Kain Tenun dengan berbagai motif diantaranya; Motif Misris, Motif Krisna, Motif Ukir, Motif Rantai, Motif Mawar, Motif Burung, Motif SBY, Motif Obama dan masih banyak motif unik lainnya.

Perekonomian di Desa Troso memang banyak digerakkan oleh industri rumahan kerajinan tenun ikat yang telah menjadi komoditi berharga dengan nilai tukar tinggi di pasar barang. Tingginya nilai tukar disebabkan oleh proses pembuatannya dengan menggunakan keterampilan tangan yang cukup rumit, hiasan yang unik dengan motif dan corak yang mempunyai ciri tersendiri menghiasi Tenun Troso, tergantung pula dari jenis bahan benang yang dipakai. Dengan harga jual yang bervariasi mulai Rp. 35.000 sampai Rp. 200.000 untuk tenun biasa, sedangkan Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000 untuk kain tenun yang berbahan sutra. Pangsa pasar untuk kain tenun Troso sudah merambah ke kota-kota besar di Indonesia bahkan Internasional seperti negara tetangga yaitu, Malaysia, Brunei Darusallam, dan Singapore. (Syifa.Foto:Istimewa)