Menikah di masa Covid-19? Ya kenapa tidak. Justru bisa berhemat. Pernikahan bisa dilangsungkan secara sederhana lantaran pertimbangan pandemi Covid-19. Kalau pun sebenarnya ada anggaran dana untuk menyelenggarakan perayaan pernikahan pesta yang meriah, ya investasikan saja untuk masa depan.
Jum’at (3/7/2020), Bintaro Jaya High Rise (BJHR) menggelar bincang virtual melalui zoom dengan tema “Hemat Pernikahan Untuk Investasi Masa Depan di Masa COVID-19”.
“ Terkait pemilihan tema, BHJR melihat banyak sekali masyarakat yang bimbang apakah harus melangsungkan pernikahan secara besar-besaran atau tidak. Pasalnya, jika mereka melangsungkan pernikahan secara besar-besaran, mereka takut bahaya Covid-19, ” ujar General Manager BJHR,Arum Prasasti.
Prita Ghozie, CEO & Principal Consultant @zapfinance sependapat dengan Arum. Menurut Prita, masa pandemi ini harus menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa sangat diperlukan adanya sikap kritis dan bijaksana dalam perencanaan pembiayaan terutama pernikahan, mengingat banyak sekali biaya yang tidak terduga yang harus dikeluarkan setelahnya.
Prita kemudian menjabarkan perhitungan perencanaan pembiayaan resepsi yang ideal dan tidak termasuk kategori pemborosan, “Sebuah pesta pernikahan dikatakan pemborosan ketika setelah menikah tidak ada dana darurat, jumlah biayanya sudah melebihi bujet yang sudah dikumpulkan sebelumnya, bahkan sampai berutang. Dan akibatnya apa?
Keuangan saat memulai pernikahan menjadi berantakan. Solusinya tentu saja sadar dengan kemampuan diri sendiri. Who are we fooling? Buat apa membuat pesta mewah, demi harga diri kalau akhirnya kita tidak bisa memenuhi berbagai kebutuhan keluarga
termasuk punya rumah. Untuk itulah saya berpesan kepada pasangan muda, agar mengatur biaya pernikahan sehingga bisa mencapai berbagai tujuan keuangan di masa depan,” ucap Prita.
Pendapat Prita diamini oleh Ayudia Bing Slamet yang juga menjadi pembicara. Menurut Ayudia, sebelum melangsungkan pernikahan dirinya dan Ditto berdiskusi terlebih dahulu mengenai acara pernikahan mereka. Hasil diskusi disampaikan kepada kedua orang tua. ” Untung orang tuaku dan Ditto mengerti keinginan kita, sehingga pesta digelar sederhana dikarenakan setelah menikah kami ingin berinvestasi.”
Menurut Ayudia, dirinya dan Ditto memilih untuk berinvestasi di properti, karena harga jualnya bisa lebih tinggi dibanding membeli.Selain itu properti yang mereka beli bisa juga disewakan ke orang lain.
“Apa yang sudah dikatakan Ayudia dan Ditto merupakan langkah yang tepat. Karena investasi menjadi salah satu pilihan bijaksana yang bisa kita lakukan untuk mengalokasikan dana resepsi pernikahan”, tambah Prita.
Arum menambahkan, properti menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi di tengah Covid-19, karena harganya pada saat ini cenderung stagnan, akibat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Biasanya, memasuki semester 2, harga properti sudah melonjak jauh, tapi karena
pandemi harga cenderung stabil, selain itu, banyak promosi yang diberikan oleh developer dan juga bank”, ujar Arum.
Kesempatan emas inilah yang menurut Arum harus dimanfaatkan pasangan muda. Sehingga setelah menikah nanti, mereka sudah memiliki rumah maupun apartemen.# (Haris)