Jayawijaya, Puncak Gunung Tertinggi ke-7 di Dunia


Gunung Jayawijaya adalah puncak gunung tertinggi di Indonesia dan juga tertinggi ke tujuh di dunia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Puncak Jayawijaya termasuk ke dalam tujuh puncak tertinggi di dunia bersama Gunung Mount Everest di Asia (8.848 mdpl), Gunung Kilimanjoro di Afrika (5.895), Gunung Elburs di Eropa (5.642 mdpl), Gunung Aconcagua di Amerika Selatan (6.962 mdpl), gunung Mckinley di Amerika Utara (6.190 mdpl), dan gunung Vinson Massif di Antartika (4.892 mdpl)

Gunung yang menjadi lokasi sport tourism ini dikenal juga dengan nama Carstensz Pyramid di Papua. Nama Carstensz diambil dari cerita sejarah pada tahun 1623, saat pelaut Belanda, Jan Carstensz melihat puncak tersebut melalui teropong dalam pelayarannya melintasi pantai selatan Laut Arafura.

Puncak ini merupakan sebuah gunung karang (limestone) dengan salju abadi. Di sekitarnya terdapat gletser dengan nama yang sama yakni gletser Carstensz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang tersisa dan secara perlahan mulai menipis akibat pemanasan global.

Untuk mencapai puncak, pendaki harus memiliki keahlian panjat tebing yang mumpuni. Jalur pendakian untuk mencapai puncak Carstensz Pyramid ada dua, yakni dari Ilaga dan Sugapa.

Lokasi menuju ke Puncak Jayawijaya masih terbilang alami dan jalurnya cukup ekstrem untuk dilalui. Maka dari itu, akomodasi beserta fasilitas yang disediakan pun juga sangat minim. Para pendaki hanya dapat memperoleh satu akomodasi penginapan yang tersedia pada jalur pendakian yaitu basecamp.

Seusai dari basecamp tersebut, para pendaki hanya bisa menggunakan tenda sebagai tempat untuk menginap. Bagi pendaki yang berminat menggunakan fasilitas transportasi juga tersedia dan ditawarkan oleh jasa agen perjalanan.

Selain itu, bagi setiap pendaki yang memakai jasa transportasi juga dapat menikmati fasilitas tambahan yang diberikan. Fasilitas tersebut biasanya berupa asuransi, jasa pemandu wisata Papua, dan pelatihan singkat sebelum memulai pendakian. (Dwi.foto.dok.Kemenparekraf)