Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun permanen Jembatan Palopo di Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Jembatan tersebut dibangun untuk menggantikan jembatan lama yang putus akibat bencana longsor pada pertengahan 2020 lalu. Putusnya akses jalan tersebut menyebabkan distribusi logistik dan mobilitas masyarakat menjadi terganggu.
Berdasarkan informasi dari web resminya, jembatan Palopo memiliki panjang 100 meter dan lebar lalu lintas 7 meter. Jembatan ini terbuat dari rangka baja yang menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) beserta seismic joint yang berguna meredam guncangan saat terjadi gempa.
Desain Jembatan Palopo diperuntukan bagi kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) sebesar 10 ton. Pembangunannya pun kini memasuki tahap akhir dengan progres 97%.
Jembatan Palopo ini juga menggunakan cat berwarna merah dan putih untuk lapisan pelindung jembatan.
Meskipun konstruksinya selesai, namun jembatan ini belum bisa langsung dilewati oleh pengguna jalan karena beton harus dilakukan perawatan selama umurnya agar kinerja beton maksimal .
Jembatan Palopo juga perlu dilakukan pengujian beban terlebih dahulu sebelum dapat dilintasi oleh kendaraan, sebab jembatan ini termasuk dalam kriteria jembatan khusus dengan panjang bentang 100 m.
Selanjutnya, jembatan akan dapat beroperasi untuk memperlancar arus distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, khususnya di Kota Palopo dan Kabupaten Toraja Utara. (Dwi.foto.dok.PUPR)