Jakarta, GPriority.co.id – Baru-baru ini masyarakat Indonesia sedang dihebohkan dengan berita mengenai tiga orang di Maluku, yang meninggal usai mengkonsumsi ikan buntal. Kejadian ini terjadi di Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Tiga orang tersebut dikabarkan meninggal pada Selasa (5/3) lalu, tak lama setelah diketahui memakan ikan buntal yang berbahaya.
Meskipun ikan buntal menjadi santapan yang rutin disajikan di restoran-restoran Jepang, namun ikan ini memiliki racun yang sangat kuat. Para koki di Jepang pun harus mengikuti ujian tertulis dan praktik mengolah ikan buntal, sebelum menyajikannya kepada para pelanggan restoran.
Koki yang menyajikan ikan buntal juga harus berusia minimal 20 tahun dan umumnya menjalani pelatihan antara empat hingga enam tahun. Di Jepang sendiri terdapat peraturan pemerintah, dimana hanya koki yang sudah terlatih, yang boleh menyajikan sajian ikan buntal.
Ikan buntal mengandung racun mematikan yang tidak berwarna dan tidak berbau. Racun ini disebut tetrodotoxin. Tak main-main, efek racun tetrodoxin dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi pusing, mual hingga muntah, mati rasa, dan kesemutan.
Selain itu racun tetrodoxin juga menyebabkan jantung seseorang berdetak lebih cepat, dengan disertai penurunan tekanan darah dan yang paling parah adalah kelumpuhan pada otot.
Racun tetrodoxin ini biasanya terkandung dalam ovarium, hati, kulit, usus, dan otot dari ikan buntal. Jika ikan buntal tidak dibersihkan dengan benar, makan racun ini dapat ikut termakan dan membahayakan tubuh.
Di Jepang sendiri, sebanyak 95 persen ikan buntal dibudidayakan. 5 persen sisanya, ditangkap secara liar. Biasanya, harga ikan buntal yang ditangkap secara liar dapat empat hingga lima kali lebih mahal dari ikan buntal yang dibudidayakan di Jepang.
Spesies Tora Fugu, memiliki racun yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies ikan buntal lainnya. Menurut salah satu koki terkenal yang ahli dalam memasak ikan buntal, biasanya kasus kematian terjadi karena orang yang bukan ahli, memasak ikan buntal dengan cara yang salah.
Misalnya saja, mereka melakukan kesalahan dengan menggoreng hati ikan buntal yang sangat beracun. Bagian hati ikan buntal merupakan bagian yang paling mematikan, kata koki tersebut.
Di restoran Jepang, ikan buntal atau yang biasa juga disebut fugu, biasanya dimakan mentah sebagai sashimi. Ikan buntal akan dipotong menjadi irisan yang sangat tipis berbentuk bunga. Biasanya ikan buntal disajikan di musim dingin untuk menghindari peningkatan racun.
Meskipun memasak ikan buntal lebih baik diserahkan kepada koki profesional, berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan ikan buntal dapat dikonsumsi dengan aman.
Langkah pertama, buang kulitnya (jangan sampai masih ada sisik yang tertinggal. Lalu potong di sekitar mulut ikan buntal dan tarik kulitnya.
Langkah kedua, cuci ikan buntal menggunakan garam, lalu buang matanya.
Langkah ketiga, dengan menggunakan pisau yang bagus dan tajam, buang isi perut ikan buntal dengan hati-hati agar tidak menusuk ovarium atau hatinya. Jika pecah, racun akan terlepas ke dalam daging sehingga ikan tidak dapat dimakan.
Langkah keempat, potong tulang dan iris daging ikan buntal seperti sashimi.
Langkah terakhir, potong kepala ikan kepala buntal menjadi dua atau tiga bagian lalu di rebus.
Foto : The Straits Times