Peluncuran katalog wisata kesehatan dan skenario perjalanan wisata kebugaran

Jakarta,Gpriority-Hasil Survei Global Buyers Survey 2016-2017 menunjukkan bahwa ada sekitar 11 juta wisatawan atau sekitar 3-4 persen dari total penduduk dunia melakukan perjalanan wisata dengan tujuan wisata medis.
Sedangkan menurut hasil survei Global Wellness Economy Monitor pada januari 2017 yang merupakan data di tahun 2015,jumlah perjalanan wisata untuk kebugaran berjumlah 691 juta. Jumlah ini meningkat 104,4 juta dibandingkan tahun 2013.

Hasil survei inilah yang semakin memperkuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersinergi membuat pola perjalanan wisata kesehatan di Indonesia, sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia sebagai destinasi Pariwisata Kesehatan Dunia.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani di Jakarta, Selasa (19/11/2019) menjelaskan, Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 antara Kementerian Pariwisata RI dan Kementerian Kesehatan RI mengenai Pengembangan Wisata Kesehatan di Indonesia, sebagai upaya bersama untuk mendukung destinasi wisata prioritas serta mengembangkan Wisata Kesehatan yang bermutu.

“Penetapan Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas merupakan keputusan yang tepat, selain mempunyai nilai jual yang tinggi, Indonesia menawarkan tindakan promotif dan preventif lebih utama dalam bidang kesehatan,” kata Ni Wayan Giri Adnyani.

Ni Wayan Giri Adnyani juga berharap, Buku Perjalanan Wisata Kebugaran ini dapat memberikan informasi tentang pilihan paket wisata bagi para wisatawan yang memiliki karakter dan preferensi berbeda yaitu motivasi kesehatan dan kebugaran melalui pengalaman budaya yang unik dan dikemas secara inovatif.

Dan lebih jauh, lanjut Giri, pola perjalanan ini dapat mengajak destinasi wisata di kota lainnya untuk mengembangkan wisata kebugaran di mana kali ini baru dikembangkan di Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang), Bali dan Jakarta.

“Diharapkan skenario perjalanan ini, juga dapat menjadi dasar bagi sektor bisnis untuk mengembangkan paket-paket wisata kesehatan di masa mendatang. Dan semoga kedua buku ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan wisata kebugaran dan jamu dimasa yang akan datang,” katanya.

Sekretaris Jenderal Kemenkes, Drg Oscar Promadi, Mph saat peluncuran katalog wisata kesehatan dan skenario perjalanan wisata kebugaran di Hotel kempinsky, Jakarta, Selasa (19/11/2019) menjelaskan, penyusunan pola jalur wisata ini untuk mendorong pelayanan kesehatan tradisional untuk memiliki unggulan yang meliputi spa, herbal, acupressure, dan akupuntur dalam penyelenggaraan wisata kesehatan. Serta menetapkan rumah sakit (medical tourism) dan fasilitas kesehatan 
tradisional (wellness tourism) yang memiliki pelayanan unggulan dalam penyelenggaraan wisata kesehatan.

“Beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kebugaran kelas dunia. Sebagai besar dari destinasi wisata Indonesia sudah merespon kebutuhan atas kebugaran berupa spa, makanan sehat dan pengobatan holistik,” katanya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menjelaskan, saat ini tujuan orang berwisata beragam. Dan kunci untuk menarik wisatawan datang ke Indonesia adalah keunikan yang ditawarkan itu sendiri.

“Tujuan orang traveling saat ini beragam, salah satunya adalah wisata kesehatan dan kebugaran. Pemikiran semacam ini harus kita kembangkan, misalnya dengan menawarkan treatment tradisional yang kita kemas dengan baik. Dan yang paling penting adalah uniqueness. Sehingga tidak bisa dirasakan di tempat lain,” kata Menparekraf Wishnutama.

Ia juga menjelaskan, kerja sama antara dua Kementerian ini merupakan tindak lanjut dan menjadi sasaran prioritas dalam program kerja Kabinet Indonesia Maju pada periode 2019-2024. Sebelumnya telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2018 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan.

“Oleh karena itu tindak lanjut dan kerja sama mengenai Wellness Tourism, baik untuk pencegahan serta perbaikan bisa kita kembangkan untuk meningkatkan kualitas wisatawan. Sehingga mempunyai pengalaman yang nantinya bisa diceritakan kemana-mana. Baik pengalaman positif atau negatif,” katanya.

Peluncuruan Katalog Wisata Kesehatan dan Skenario Perjalanan Wisata Kebugaran ini merupakan upaya perubahan konsep dan strategi pariwisata Indonesia ke depan dari pariwisata berbasis kuantitas menuju pariwisata berdasarkan kualitas.

“Sehingga hal itulah yang benar-benar membawa devisa ke negeri ini. Dan memberi dampak yang lebih bagi negara, wisatawan juga akan lebih care untuk menjaga alam budaya di tempat yang mereka datangi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menegaskan kerja sama dua kementerian ini harus menghasilkan inovasi yang bisa diterima wisatawan, baik mancanegara atau nusantara. Dirinya juga meyakini, kerja sama ini menjadi jalan terbaik untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia.

Konsep pengembangan wisata ini, kata Terawan terbagi dalam empat klaster. Yang pertama yaitu wisata medis, wisata kebugaran dan jamu, wisata olahraga yang mendukung kesehatan, dan klaster keempat, wisata ilmiah kesehatan.

Ia juga menjelaskan yang bisa dilakukan terkait konsep pariwisata kesehatan di Indonesia yakni pertama harus ada inovasi di wisata kesehatan yakni paket-paket yang ditawarkan berbeda dengan negara lain. Kedua, pemerintah harus memikirkan cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia agar tidak lagi berwisata kesehatan ke luar negeri.

“Bagaimana caranya kita merebut kepercayaan orang Indonesia agar jangan berobat ke luar negeri. Kita harus menawarkan paket yang bertanggung jawab, rasional, dan berinovasi,” kata Terawan.

Cara ketiga yang juga dipercaya Menkes bisa menarik wisatawan adalah membuat paket wisata yang bisa dinikmati berhari-hari. Dan keempat adalah mempermudah pembayaran sistem paket wisata kesehatan.

“Intinya dalam paket wisata kesehatan ini harus mengacu pada kemajuan teknologi, jadi jangan ada masalah di bidang pembayaran,” tutupnya.(Hs.foto:Hs)