Penjualan Produk Elektronik Melempem, Ekonomi Indonesia Kian Terpuruk?

Penjualan Produk Elektronik Melempem, Ekonomi Indonesia Kian Terpuruk?

Jakarta, GPriority.co.id – Penjualan produk elektronik di Indonesia kian melempem. Fakta ini menunjukkan jika ekonomi Indonesia juga kian terpuruk.

Dilansir dari data Bank Indonesia (BI) pada tahun 2024, penjualan eceran di Indonesia kian melemah.

Per September 2024, Indeks Penjualan Riil (IPR) bertumbuh 4,8% yoy, lebih lemah dari Agustus 2024 yang tumbuh 5,8% yoy.

Namun pada Oktober 2024 ini, kembali melemah menjadi 1% yoy. Di bulan yang sama, menunjukkan data bahwa kelompok peralatan informasi dan komunikasi melemah hingga -29,4% yoy.

Dilihat secara MoM, kelompok peralatan informasi dan komunikasi juga melemah -12,9% yoy pada Oktober 2024 lalu.

Sebagai informasi, peralatan informasi dan komunikasi terbagi menjadi peralatan teknologi dan informasi serta peralatan teknologi komunikasi.

Peralatan teknologi dan informasi meliputi produk laptop dan komputer pribadi.

Sedangkan peralatan teknologi komunikasi meliputi produk handphone, telepon, radio, tv, fax, satelit, hingga modem (wi-fi).

Dalam 2 bulan belakangan ini, menurut data yang beredar, masyarakat Indonesia sedang tidak tertarik membeli barang-barang tersebut.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Sekjen Gabungan Perusahaan Elektronik (Gabel), Daniel Suhardiman.

Daniel mengatakan jika saat ini pasar elektronik di Indonesia kian melempem, akibat daya beli masyarakat yang rendah.

Masyarakat Indonesia Lebih Fokus Penuhi Kebutuhan Primer

Lebih lanjut, dikatakan jika masyarakat Indonesia saat ini lebih berfokus memenuhi kebutuhan primer seperti makanan dan minuman, ketimbang barang elektronik.

Terlebih, barang elektronik merupakan barang yang mudah rusak, juga tak perlu diganti dalam waktu dekat.

Disisi lain, produk impor yang membanjiri pasar dagang Indonesia juga semakin memperburuk penjualan produk elektronik di tanah air.

Terutama produk elektronik yang berasal dari negeri Tiongkok dan dijual sangat murah.

Daniel pun menaruh harapan besar pada pemerintah Indonesia, agar dapat fokus pada masalah penanganan produk impor di tanah air yang kian merajalela.

Foto : Facebook