Jakarta,GPriority.co.id-Tanggal 16 Mei 2022, Umat Budha diseluruh dunia merayakan hari raya Waisak.
Waisak digelar untuk memperingati hari lahir dan wafatnya Sidharta Gautama. Perayaan sendiri pertama kali digelar pada abad ke-19 di Srilanka yang kala itu masih menjadi jajahan Inggris.
Menurut sejarah, perayaan Waisak digelar oleh Buddhist Defence Committee sebagai perlawanan pada misi penyebaran agama Kristen yang dibawa pasukan kolonial.
Perayaan pertama diakui dan dilaksanakan secara nasional pertama kali pada 18 April 1885, sebagai semangat baru pemersatu umat Buddha di seluruh dunia.
Lambat laun hal ini menyebar ke area Asia Timur dan Asia Tenggara, dan membawa semangatnya masing-masing. Di Korea misalnya, hari raya Waisak telah dilaksanakan sejak 1928, yang merupakan konstruksi keagamaan baru dari resistensi umat Buddha di Asia Timur pada desakan modernitas dan kristenisasi Barat.
Sementara di Indonesia, perayaan Waisak terjadi pada abad 20, tercatat dalam majalah Theosofi in Nederlandsch-Indies pada April 1929, menyebutkan bahwa Loji Teosofi Giri Lojo di Bandung sudah mengadakan upacara perayaan Waisak pada tahun 1929. Hal yang sama juga dilakukan oleh umat Buddha yang berada di Jawa Tengah dan Yogyakarta, di tahun tersebut mereka menggelarnya di Candi Mendut. Selang setahun setelahnya perayaan digelar di Candi Borobudur hingga saat ini.
Setelah mengenai sejarahnya, kita lanjut dengan serba-serbi mengenai perayaan Waisak.
1.Penamaan Waisak di Berbagai Negara
Di India, Hari Waisak juga dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima. Di Tibet, Waisak disebut Saga Dawa. Di Malaysia dan Singapura disebut Vesak. Adapun di Thailand disebut Visakha Bucha.
Di banyak negara Asia Tenggara, Hari Waisak dijadikan sebagai hari libur nasional, termasuk di Indonesia. Hari Waisak biasanya dilakukan dengan pelayanan khusus dan berbuat kebaikan, seperti membagikan makanan atau sedekah kepada para bhikkhu (biksu) serta pelepasan burung penangkaran.
2.Tiga Peristiwa dalam Perayaan Waisak
Saat Waisak, ada tiga peristiwa yang dirayakan seluruh umat Buddha di dunia. Dilansir situs Kemenag, berikut tiga peristiwa yang disebut trisuci Waisak yaitu:
A. pangeran Siddharta (calon Buddha) di Taman Lumbini pada tahun 623 SM (sebelum masehi)
B.Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun di tahun 588 SM.
C.Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 SM.
Keputusan merayakan Trisuci Waisak ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists atau WFB) yang pertama di Sri Lanka tahun 1950. Sejak saat itu, Waisak dirayakan umat Buddha seluruh dunia.
Waisak dirayakan setahun sekali. Tanggal perayaan Waisak mengalami perubahan setiap tahun karena mengacu pada bulan purnama pertama dari bulan lunar kuno Waisak, yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau awal Juni.
Umat Buddha merayakan Waisak dengan tradisi berbeda-beda. Secara umum, umat Buddha akan pergi ke vihara terdekat dan beberapa dari mereka bahkan mungkin menetap di sana sepanjang hari untuk beribadah.
3.Mengenang Sosok Sidharta Gautama
Sosok Sidharta Gautama tidak lepas dari hari raya Waisak. Beliaulah yang menjadi inspirasi umat Budha untuk menggelar perayaan Waisak.
Sebagai seorang pangeran, Sidharta Gautama dikenal sebagai seorang dermawan dan tergerak untuk membantu orang-orang yang kesusahan. Umat Buddha percaya, bahwa Gautama menemukan pencerahan saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi.
Kehidupan Gautama dihabiskan dengan mengajarkan orang lain tentang bagaimana mencapai keadaan spiritual hidup. Kepercayaan Buddha ini paling menonjol di Asia Timur dan Tenggara, tetapi banyak juga berkembang di bagian Barat.
Itulah sejarah dan serba-serbi yang terjadi di perayaan Waisak, semoga bermanfaat.(Hs.Foto.dok.GP)