
Jakarta,Gpriority-kasus malaria di Papua cukup Tinggi. Di Bintuni, sebelum tahun 2010 kasus malaria sekitar di atas 100 per seribu penduduk. Untuk itulah Pemerintah Teluk Bintuni pada tahun 2010 membuat sistem Early Diagnosis And Treatment (EDAT). Pilihan yang terbilang tepat karena sampai Juni 2018, angka penderita malaria di Teluk Bintuni 0,9 perseribu penduduk.
EDAT merupakan kolaborasi antara pemda, organisasi non-Pemerintah, dan sektor swasta. Program dilaksanakan melalui pembentukan Juru Malaria Kampung (JMK) atau spesialis malaria yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang identifikasi, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Melalui sistem ini pula, aparat terkait melatih penduduk desa sebagai petugas kesehatan, mengemas obat-obatan malaria agar lebih mudah digunakan, dan memastikan kualitas asuransi yang terintegrasi.
Inovasi sistem Edat yang dilakukan oleh Pemkab Teluk Bintuni seperti dijelaskan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Teluk Bintuni Franky Mobilala mampu meraih top 99 inovasi pelayanan publik dari Kemenpan RB di tahun 2013, kemudian terpilih kembali dalam top 40 di tahun dan ajang yang sama. Masih di tahun yang sama, Teluk Bintuni meraih top 25 inovasi pelayanan publik.
“ Tahun 2018 Pemda Teluk Bintuni bersama Jalinan Matra Jawa Timur terpilih untuk mewakili Indonesia. Dan syukur pada Tuhan kami berhasil menjadi pemenang United Nations Public Service Awards (UNPSA) di Maroko,” kata Franky.
Keberhasilan Edat ini membuat Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengunjungi Teluk Bintuni pada Rabu (29/8). Di sana, beliau mengunjungi kapal apung yang menjadi bagian dari program Rumah Sakit Masuk Kampung (Rampung) milik RSUD Bintuni. Dengan Kapal Apung Nila melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Kampung Lama, di mana ia juga melihat pelayanan spesialis di Kapal Apung tadi. Ia juga sempat berkunjung ke Posyandu Bintuni untuk meninjau kegiatan dan sistem pelaksanaan EDAT. Nila juga menyempatkan diri singgah ke SD Picetchi untuk meninjau pemberian imunisasi MR.
Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, Ir. Petrus Kasihiw, MT mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan Nila. Ia mengatakan bahwa Nila merupakan menteri RI pertama yang menginjakkan kaki ke Teluk Bintuni. (Hs.Foto:Hs)