Tekan Kemiskinan Ekstrem di Morowali, Ini Taktik Jitu Menurut Pj. Bupati Rachmansyah

Penulis : M. Hilal | Editor : Dimas A Putra | Foto : Humas Setwapres

Jakarta, GPriority.co.id – Pejabat (Pj.) Bupati Morowali Rachmansyah Ismail terus mendorong percepatan Penghapusan Kemiskinan Extrem di Kabupaten Morowali. Hal ini menindaklanjuti arahan berdasarkan Instruksi Presiden RI No.4/2022 mengenai upaya dalam percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Rachmansyah yang menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Penyerahan Dana Insentif Fiskal Kategori Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun Berjalan 2023 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/10) itu menyampaikan beberapa kiat dalam menekan kemiskinan ekstrem di daerahnya.

Pertama, kata Rachmansyah terus melakukan verifikasi dan variasi data P3KE, dengan tujuan memastikan kondisi dan keberadaan masyarakat tersebut.

“Dan hasilnya lebih dari 50 % data tersebut sudah tidak masuk kategori miskin,” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (9/11).

Kemudian hasil data tersebut, lanjut Rachmansyah di petakan permasalahannya sehingga model dan jenis intervensi akan lebih tepat.

Selain itu, Rachmansyah juga akan mengkoordinasikan OPD teknis dalam melakukan intervensi.

“Untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di Morowali, pemerintah daerah selain melaksanakan arahan dan program pemerintah pusat, pemda juga melakukan inovasi-inovasi tersebut,” ungkap Rachmansyah kepada wartawan melalui WhatsApp.

Lebih jauh, Rachmansyah mengungkapkan dalam hasil evaluasinya, menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan angka kemiskinan ekstrem dan identifikasi sasaran telah terpetakan dengan sangat baik di Kabupaten Morowali.

Dalam mengatasi kemiskinan di kabupaten Morowali ini, Rachmansyah mengungkapkan pemerintah daerah melakukan intervensi yg lebih tepat sesuai permasalahan penyebab keluarga masuk kategori kemiskinan ekstrem.

“Hasil pemetaan ini menunjukkan bahwa terdapat 54 KK yg usia lanjut, 11 orang yg disabilitas, ada 68 KK yang single parent, ada 43 KK yg belum masuk Kepesertaan BPJS kesehatan, selanjutnya ada 360 yg memiliki Rumah tidak Layak Huni dan 70 KK yg belum memiliki Rumah, dan terakhir ada 206 KK yg tidak memiliki MCK,” ungkapnya

Tidak hanya itu, Rachmansyah juga membeberkan inovasi program kedepanya, dengan terpetakannya permasalahan kemiskinan ekstrem, maka intervensi yg dilakukan harus menyelesaikan masalahnya.

“Yang utama Intervensi yg dilakukan dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan memberi peluang kerja sesuai permasalahannya,” ucap Rachmansyah.